نَحْمَدُهُ وَنُصَلِّىْعَلَى رَسُوْلِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَىعَبْدِهِ اْلمَسِيْحِ اْلمَوْعُوْدِ
Dalam menentukan sikap terhadap isyu Kiamat 2012 diperlukan rujukan yang bersifat universal Islami sehingga menghasilkan tindakan dan pemikiran yang cukup relevan, untuk itulah kita perlu merenungkan nasehat Huzur atba dalam KHUTBAH JUM’AH HAZRAT AMIRUL MU’MININ KHALIFATUL MASIH V atba.
ؕ اَلاَ اِنَّ اَوْلِيَآءَ اللّٰهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَۖ - الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَؕ - لَهُمُ الْبُشْرٰى فِىْ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِىْ الاَخِرَةِؕ لاَ تَبْدِيْلَ لِـكَلِمٰتِ اللّٰهِؕ ذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُؕ
Artinya : Ingatlah ! Sesungguhnya sahabat-sahabat Allah itu tidak akan ada ketakutan menimpa mereka dan tidak pula mereka akan berduka cita--Orang-orang yang beriman dan senantiasa bertaqwa-Bagi mereka ada khabar suka dalam kehidupan didunia dan juga di akhirat- tak ada perubahan didalam firman-firman Allah-itulah kemenangan yang besar. (Yunus : 63-65)
Didalam ayat ini Allah swt menjelaskan tentang keadaan dan sifat-sifat wali Allah, yaitu tidak ada rasa takut menimpa diri mereka, yang kedua, mereka tidak merasa sedih atau duka cita. Mereka itu mempunyai iman yang kamil dan sempurna dan meningkat terus didalam ketaqwaan mereka.
Dan mereka yang menjadi wali atau sahabat Allah swt maka Allah swt menjadi wali atau sahabat mereka dan didunia jini juga mereka menerima khabar-habar suka dari Allah swt dan diakhirat juga. Itulah rangkaian nikmat-nikmat yang dianugerahkan Allah swt terhadap orang-orang mukmin yang sejati. Yakni berkat adanya ikatan hakiki dengan Allah swt dan adanya amal-amal saleh yang selalu dilakukan orang-orang mukmin, sehingga mereka merasa hidup tenteram tidak ada kesedihan atau kesusahan yang menimpa mereka. Bisa saja timbul marabahaya, sehingga terpaksa harus menjalani berbagai macam ujian dan percobaan, akan tetapi orang mukmin sejati akan merasa tenteram sekalipun didunia ini menghadapi banyak kerugian berupa harta-benda ataupun jiwa raga, sebab Allah swt pasti akan mengganti sepenuhnya. Dan jika terjadi kerugian jiwa-raga atau nyawa, pastilah Allah swt akan menganugerahkan nikmat-nikmat-Nya dialam akhirat nanti. Begitu sempurna dan melimpahnya nikmat-nikmat itu sehingga berada diluar jangkauan pikiran manusia. Akan tetapi untuk itu Allah swt telah menetapkan syaratnya yang pertama yaitu manusia harus menyempurnakan hak kewajibannya sebagai sahabat Allah swt. Untuk persabatan duniawi saja kadangkala manusia harus mengeluarkan banyak jenis pengurbanan. Untuk menjadi sahabat Allah swt dan untuk menunaikan hak-haknya secara sempurna, manusia bukan hanya bersiap sedia secara mental setiap sa’at, bahkan untuk itu harus bersiap melakukan hak-hak kewajiban itu secara praktikal atau secara amaliah dengan penuh keikhlasan. Jika hal itu semua telah dilaksanakan dengan sempurna maka tidak akan ada rasa takut dan rasa sedih atau duka cita yang ditimbulkan dari luar. Timbulnya rasa takut kepada Tuhan maksudnya takut jangan-jangan persahabatan dengan Allah swt akan putus atau berakhir. Sebab para wali itu terhindar dari rasa takut yang bersifat duniawi.
Imam Raghib menulis : الخَوْفُ مِنَ اللهِ takut dari Allah artinya menghindarkan diri dari perbuatan dosa dan berusaha untuk patuh ta’at kepada Allah swt, berusaha menjadi hamba yang kamil dan memberi perhatian sepenuhnya terhadap ibadah kepada-Nya. Jadi, kedudukan wali Allah, tidak mudah dicapai dan tidak bisa diperoleh begitu saja tanpa usaha keras. Disatu tempat Allah swt befirman :
تَتَجَافٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًا وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
Artinya : Dan sisi badan mereka terpisah dari tempat tidur mereka, yakni mereka tinggalkan tempat tidur mereka untuk menunaikan ibadah, dan mereka berseru kepada Tuhan mereka dengan ketakutan dan harapan, dan mereka membelanjakan dari apa yang telah Kami rizkikan kepada mereka. ( As Sajadah : 17)
Jadi Allah swt menjauhkan rasa takut dari dalam kalbu para wali-Nya kerana semata-mata mereka hanya takut kepada Tuhan. Mereka tidak merasa takut sedikitpun dari perkara-perkara duniawi yang dianggap menakutkan. Dan bukan hanya setakat itu, merekapun tidak takut dari segala sesuatu yang kiranya akan terjadi dimasa depan, sebab tujuan mereka bukan mencari kesenangan dunia melainkan untuk meraih kesenangan dan keridhaan Allah swt semata. Bahkan hati mereka merasa lebih tenteram dan mereka tidak merasa sedih atau duka cita terhadap perkara yang sudah terjadi dimasa lampau. Apabila Allah swt telah mema’afkan kesalahan-kesalahan mereka dan menjauhkan kelemahan-kelemahan mereka lalu Dia jadikan mereka para wali-Nya (sahabat-sahabat-Nya), Dia melindungi mereka dari akibat buruk kesalahan-kesalahan mereka juga. Demikianlah apabila Allah swt telah dijadikan sahabat oleh mereka maka dimana Dia memberi jaminan untuk menurunkan karunia-Nya, disana Dia juga memberi jaminan untuk menghapuskan dosa-dosa mereka yang mereka lakukan dimasa lampau.Tidak ada kekuatan dunia yang bisa memberi jaminan seperti itu. Jadi betapa indahnya kekuasaan Tuhan kita Yang memiliki semua kekuatan, sehingga manusia terlepas dari berbagai jenis kesedihan dan rasa takut berkat adanya ikatan yang erat dengan Allah swt. Namun sangat disayangkan sebagian besar penduduk dunia telah meninggalkan Allah swt lalu mengambil perlindungan kepada makhluk lain. Bukan hanya meninggalkan keyakinan terhadap Allah swt dan pergi kepada makhluk lain selain Allah bahkan mereka tunduk kepada para pemberontak melawan Allah swt, mereka sama-sekali tidak mempunyai perhatian terhadap Allah swt. Bahkan mereka tidak bersedia menggunakan waktu untuk memikirkan tentang Tuhan. Sebagai natijahnya sekarang manusia dengan cepat tengah menuju kearah nyala api yang berkobar-kobar. Sungguh sangat menakutkan ! Diperlukan banyak-banyak berdo’a dan banyak-banyak membaca istighfar. Sambil menjelaskan ayat : .
لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ tidak akan ada ketakutan menimpa mereka dan tidak pula mereka akan berduka cita. Hzrat Masih Mau’ud a.s. bersabda :” Allah swt menyebut mereka wali-Nya (sahabat-Nya), padahal Tuhan adalah Ghani, tidak memerlukan sahabat atau teman dan tidak pula memerlukan sebarang bantuan dari siapapun. Oleh sebab itu Dia mempunyai keistimewaan tersendiri dengan syarat و لَمْ يَكٌ لَّهُ وَلِيٌ مِنَ الذُّلِّ Sungguh benar Allah swt membuat seseorang menjadi teman bukan karena Dia memerlukannya, tetapi disebabkan karunia dan kasih sayang-Nya Allah swt menganugerahkan kepada mereka kedekatan dengan-Nya seperti dekatnya terhadap teman. Dia tidak memerlukan seseorang sebagai teman. Faedah persahabatan dan kedekatan Tuhan dengan hamba-Nya terletak pada orang yang dijadikan-Nya sahabat atau teman oleh Allah swt. Jadi manusialah yang memperoleh faedahnya dari persahabatan Tuhan dengan manusia itu. Ingatlah apabila Allah swt memilih seseorang sebagai sahabat-Nya, artinya Allah swt mengetahui keadaan ruhani hamba-Nya itu. Dan apabila Allah swt telah memilih seseorang dan memberi kelebihan dan kemuliaan kepada-nya, maka sesungguhnya Allah swt telah melihat dan menyaksikan betul-betul keadaan ruhaninya yang terus maju mendekat kepada-Nya. Mungkin saja sebelum itu hamba-Nya seorang pelaku banyak dosa. Ia telah melakukan dosa besar atau kecil pada permulaan kehidupannya. Akan tetapi apabila ia telah menjalin hubungan sejati dengan Allah swt, maka Allah swt mema’afkan semua kesalahan dan dosa-dosanya itu. Seorang penjahat yang telah banyak melakukan dosa, baik dosa kecil maupun dosa-dosa besar, tetapi apabila ia telah menjalin hubungan yang tulus dan erat dengan Allah swt, maka Allah swt mema’afkan dosa-dosa yang telah ia lakukan sebelumya itu. Dan Tuhan tidak akan pernah membuat-nya malu baik didunia ini juga maupun diakhirat nanti. Hal ini menunjukkan betapa besarnya kebaikan Allah swt terhadap hamba-Nya, apabila ia telah mema’afkan seseorang dan berlaku kasih terhadapnya, maka Dia tidak akan pernah mengingat, bahkan melupakan semua dosa-dosa yang telah dilakukannya dimasa lampau dan Dia menutupi kelemahan-kelemahannya. Akan tetapi sekalipun kebaikan dan karunia Tuhan yang begitu besar jika manusia berlaku munafiq dalam amal perbuatannya maka akibatnya ia akan menghadapi nasib malang dan nasib yang menyedihkan.” Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda lagi : “ Demi meraih karunia dan barkat-barkat Allah swt manusia harus berusaha untuk membersihkan kalbunya. Selama kalbu belum bersih tidak akan memperoleh sesuatu dari pada Tuhan. Hendaknya apabila Allah swt melihat kalbu manusia Dia tidak mendapatkan sedikitpun kemunafiqan disudut relung kalbunya itu. Apabila keadaannya sudah demikian maka ia akan menyaksikan tajaliyyat Ilahiyah atau penampakan keagungan Ilahi. Oleh sebab itu janganlah terlintas sedikitpun suatu kemunafikan didalam kalbu manusia supaya semua perkara menjadi suci bersih. Untuk itu diperlukan ketaatan dan kejujuran yang sejati. Hazrat Nabi Ibrahim a.s. telah menunjukkan kejujurannya dihadapan Tuhan atau seperti halnya Hazrat Rasulullah saw telah menunjukkannya juga. Apabila manusia telah mulai mengikuti contoh kehidupan seperti itu maka ia pasti menjadi seorang manusia yang sangat berberkat didalam kehidupannya didunia ini juga dan dia tidak akan mendapat suatu kehinaan apapun. Dan dia tidak akan menghadapi kehidupan yang sempit disebabkan oleh kurangnya rizki dari Allah swt. Bahkan kepadanya dibukakan pintu rahmat dan karunia yang lebar oleh Allah swt. Dan ia menjadi orang yang dikabulkan do’a-do’anya oleh Allah swt. Dan Allah swt tidak akan menimpakan kehidupan yang sempit yang menyebabkan ia binasa. Bahkan Tuhan akan menjadikan kehidupannya khatmah bil khair (memberi akhir kesudahan hidupnya yang sangat baik) Ringkasnya, orang yang menjalin hubungan yang sejati dan sempurna dengan Allah swt, maka Allah swt menyempurnakan semua maksud-maksud baik yang terkandung didalam kalbunya. Allah swt tidak menjadikannya gagal didalam kehidupannya.”
Ayat kedua yang telah saya bacakan itu : الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَ artinya Orang-orang yang beriman dan senantiasa bertaqwa, orang-orang ini juga adalah para wali Allah swt. Jadi, itulah sifat-sifat khas para wali Allah swt, yaitu mereka maju terus didalam keimanan mereka. Dan mereka menjadi contoh dalam menegakkan ketaqwaan terhadap Allah swt. Didalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda : “ Apabila qiamat telah berdiri maka Allah swt akan memanggil para wali-Nya itu. Mereka akan tampil dihadapan Allah swt. Mereka akan terbagi dalam tiga grup. Tiap-tiap grup akan mempunyai jati diri mereka masing-masing`. Ketika wakil dari grup pertama dipanggil, Allah swt akan bertanya kepadanya, wahai hamba-Ku !! Amalan apa yang telah engkau lakukan sehingga engkau mendapat kedudukan seperti ini ? Ia akan menjawab: “ Wahai Tuhan-ku !! Engkau telah menciptakan Jannat, lalu Engkau telah menumbuhkan dahan-dahannya lalu menumbuhkan buah-buahannya dan menciptakan sungai-sungai, bidadari-bidadri dan apapun nikmat-nikmat yang telah Engkau sediakan sebagai ganjaran bagi orang-orang yang patuh ta’at, untuk itulah saya melakukan kebaikan-kebaikan. Dan demi meraih hal itu semua setiap malam aku bangun untuk melakukan ibadah kepada Engkau. Dan pada waktu siang hari aku melakukan puasa. Maka pada waktu itu Allah swt akan berfirman : “ Wahai hamba-Ku !! Demi mendapatkan surga ini engkau telah giat melakukan amal-amal ibadah itu kepada-Ku, maka inilah Jannat bagi engkau, masuklah kamu sekalian kedalamnya !! Dan hal ini smata-mata karunia-Ku bahwa kalian telah diselamatkan dari api neraka. Dan ini juga karunia daripada-Ku bahwa kalian dimasukkan kedalam Jannat-Ku. Maka dia bersama rekan-rekanya semua masuk kedalam Jannat itu. Sesudah itu Allah swt memanggil seorang wakil dari grup yang lain. Allah swt akan bertanya, Wahai hamba-Ku !! Untuk maksud apa kau lakukan amal soleh ? Ia akan menjawa, Hai Tuhan-Ku !! Engkau telah menjadikan Neraka Jahannam, apinya yang membakar, menghembuskan angin panas, air mendidih dan apapun yang telah Engkau sediakan bagi orang-orang yang tidak patuh ta’at bahkan melawan perintah Engkau dan yang telah dipersiapkan bagi orang-orang yang memusuhi Utusan Engkau, maka kerana mearas takut kepada benda-benda itu semua aku selalu bangun tengah malam untuk menunaikan salat nafal dan diwaktu siang hari aku berpuasa. Atas jawaban itu Allah swt akan berfirman : “ Hai hamba-Ku !! Engkau lakukan itu semua kerana takut kepada api-Ku, maka sekarang Aku selamatkan engkau dari api ini. Dan dengan karunia-Ku engkau dimasukkan kedalam Jannat (surga). Maka ia bersama semua rekan-rekan-nya masuk kedalam Jannat. Setelah itu dihadirkan grup orang-orang yang ketiga. Allah swt akan bertanya kepada mereka. Hai hamba-hamba-Ku untuk maksud apa kalian beramal soleh ?? Mereka akan menjawab : “ Wahai Tuhan kami !! Kami berbuat amal soleh demi meraih kecintaan dan kasih sayang Engkau dan demi menyempurnakan keinginan keras kami untuk berjumpa dengan Engkau.” Demi Zat Engkau !! Setiap malam kami bangun beribadah kepada Engkau dan pada siang hari kami berpuasa semata-mata kerana semangat untuk berjumpa dengan Engkau dan kerana rasa cinta terhadap Engkau.” Maka Allah swt akan berfirman : “ Mubaraklah atas kalian semua !! Dan berfirman : “ Wahai hamba-hamba-Ku !! Apa yang kalian lakukan itu kerana semangat untuk berjumpa dengan-Ku dan kerana dorongan semangat cinta terhadap-Ku, maka sekarang ambillah ganjarannya dari pada-Ku. Kemudian Allah swt menunjukkan penampakan-Nya yang khas kepada mereka. Dan semua tabir penghalang dijauhkan dari muka mereka dan Tuhan hadir dihadapan mereka. Dan akan berfirman kepada mereka : “ Wahai hamba-hamba-Ku sekarang Aku hadir dihadapan kalian pandanglah pada-Ku dan ambillah apa yang kalian inginkan dari-Ku. Kemudian Tuhan akan berfirman : “ Dengan karunia-Ku sekarang Aku selamatkan kalian dari pada api dan Aku izinkan kalian masuk kedalam surga-Ku dan akan Aku hadirkan Malaikat-malaikat kepada kalian dan Aku sendiri akan menyampaikan salam sejahtera kepada kalian semua. Maka dia bersama semua rekan-rekannya masuk kedalam Surga itu.”
Semua orang dari ketiga grup itu sesuai dengan amal soleh mereka dimasukkan kedalam golongan para wali Allah swt. Hadis ini dikuitp oleh Hazrat Muslih Mau’ud r.a. dari Tafsir Ibnu Katsir dan dicantumkan didalam Tafsir Saghir. Didalam hadis itu telah dijelaskan beberapa jenis martabah para wali Allah swt. Satu jenis wali yang menghendaki Jannat (surga) dan mereka telah beramal saleh untuk menghasilkan Jannat itu. Jenis martabah yang kedua yang takut terhadap Jahannam dan yang beramal soleh agar terhindar dari Jahannam itu. Dan jenis martabah wali yang ketiga adalah yang beramal karena mereka fana fillah, terbenam dalam kecintaan terhadap Allah swt. Dan ketiga jenis martabah wali itu ketika telah mendapat izin dari Allah swt untuk masuk kedalam Jannat-Nya, Allah swt berfirman : “ Kalian masuk kedalam surga-Ku ini bukan kerana amal perbuatan saleh kalian, melainkan kerana karunia dan kasih sayang-Ku kalian diberi ganjaran ini. Dan dari setiap grup itu seorang tampil kemuka sebagai wakil dan setelah meraih rahmat dan karunia Allah swt masuk kedalam Jannat bersama rekannya masing-masing. Grup terakhir yang terbenam dalam kecintaan terhadap Allah swt, penghulu mereka tidak syak lagi adalah Hazrat Rasulullah saw. Diwaktu menjelang akhir hayat beliau perkataan yang terucap dibibir beliau tiada lain adalah : رَفِيْقِيْ الاَعْلَى!! رَفِيْقِيْ الاَعْلَى!!. Semua perkataan yang keluar dari bibir beliau pada detik-detik mau meninggal adalah bukti nyata bahwa beliau sangat mencintai Allah swt. Dan martabah atau kedudukan yang paling tinggi sekali telah diraih oleh Hazrat Rasulullah saw.
Jadi para wali Allah swt juga mempunyai beberapa jenis martabah. Akan tetapi yang menjadi asas bagi para wali adalah iman dan taqwa yang terus meningkat. Dan para Nabi adalah wali-wali Allah swt yang mempunyai iman sangat sempurna dan selalu menunjukkan tauladan taqwa yang sangat tinggi. Dan contoh tauladan yang paling tinggi adalah zat Rasulullah saw. Banyak sekali hadis yang menjelaskan tentang kedudukan para Wali Allah swt. Siapa yang berhak atau patut menjadi wali Allah swt dan bagaimana caranya kedudukan wali itu dapat diperoleh.
Hazrat Amar Bin Aljamhur r.a. meriwayatkan katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda : Seorang tidak bisa menjadi orang yang murni imannya, selama ia tidak mencintai seseorang kerana Allah swt dan membenci seseorang kerana Allah swt. Selama ia mencintai orang lain kerana Allah swt dan kerana Allah swt pula ia membenci seseorang, maka ia memperoleh hak untuk menjalin persahabatan dengan Allah swt. Tuhan berfirman : “ Dari antara hamba-hamba-Ku dan dari antara para wali-Ku yang paling Aku cintai adalah dia yang selalu ingat kepada-Ku dan Akupun selalu ingat kepada-nya.” Jadi, didalam hadis ini telah diberitahukan kedudukan iman yang murni para wali itu, dan setiap amal perbuatan mereka, sehingga kecintaan dan kebencian mereka terhadap yang lain semata-mata demi keridhaan Allah swt. Sedikitpun tidak ada kecintaan dan kebencian terhadap seseorang untuk kepentingan pribadi mereka sendiri. Jika manusia memeriksa dirinya sendiri maka akan timbul perasaan ngeri dan gemetar, dia sudah mendakwakan diri sebagai orang yang berusaha meraih keridaan Allah swt namun didalam hatinya timbul pikiran-pikiran buruk berupa kebencian dan permusuhan pribadi. Dadanya penuh dengan kebencian dan dengan rasa dendam pribadi, dengan melihat orang yang dibenci itu tidak timbul keinginan untuk mema’afkannya atau meminta ma’af dari padanya. Namun apabila ia telah berobah dan mendapat kedudukan dari Allah swt dan semua gerak-geriknya dimaksudkan demi meraih keridhaan Allah swt, maka ia menjadi sahabat Allah swt.
Terdapat sebuah hadis lagi yang diriwayatkan oleh Hazrat Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw bersabda bahwa bagi kalian Allah swt menyukai tiga perkara dan tidak menyukai tiga perkara. Yang Dia sukai diantaranya ialah kamu beribadah-lah kepada-Nya dan janganlah menyekutukan Tuhan dengan apapun juga. Dan apa yang telah Allah swt jadikan kalian untuk menjaga sesuatu maka peliharalah dia sebaik-baiknya. Dan peganglah erat-erat tali ikatan dengan Allah swt dan janganlah berbuat perpecahan dan janganlah berkata-kata yang sia-sia dan jangan pula mengajukan banyak-banyak pertanyaan tentang sesuatu dan jangan mensia-siakan harta. Allah swt tidak menyukai berbicara yang sia-sia dan membazirkan harta yang telah Dia anugerahkan kepada kamu. Sediakanlah banyak peluang untuk beribadah kepada Allah swt diantaranya ibadah yang fardu dan juga ibadah nawafil. Dan siapapun yang tidak memberi perhatian terhadap ibadah tidak memberi perhatian kepada amal kebaikan, maka orang demikian tidak akan bisa menjadi wali Allah swt bahkan menjadi seorang mukmin-pun tidak bisa yang merupakan langkah pertama kearah iman. Perkara ketiga yang dijelaskan oleh Allah swt adalah, sebagaimana untuk mengawasi perkara kalian telah ditetapkan penjaganya, maka hendaknya kalian menaruh rasa simpati terhadap penjaga itu. Dan siapakah yang dijadikan penjaga itu ? Yaitu setiap petugas Jemat yang telah ditetapkan untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan kewajibannya. Dia adalah penjaga atau pengawas setiap orang mukmin sejati. Maka bekerja sama secara sempurna dengannya dan berlaku simpati kepadanya adalah kewajiban seorang mukmin yang sejati, yaitu orang yang menghendaki kepercayaan dari Tuhan dan ingin menjadi wali atau sahabat-Nya. Dia betul-betul ingin menjadi teman atau sahabat Tuhan. Dimana perkara ini diingatkan kepada orang-orang mukmin dan diingatkan supaya menjaga diri dari setiap jenis kerusuhan, disana harus menjadi bahan pemikiran bagi para petugas. Merupakan hal yang sangat menakutkan, yaitu orang-orang yang kerana Allah swt menaruh simpati terhadap kalian, maka demi meraih keridhaan Allah swt kalian harus memenuhi tuntutan keadilan sambil menaruh rasa takut kepada Tuhan didalam hati kalian, dan sambil menegakkan keadilan kalian harus memenuhi kewajiban penjagaan dan pengawasan terhadap mereka dengan cara yang sebaik-baiknya. Jika sikap simpati sudah diamalkan dengan penuh perhatian dan tingkat keadilan sudah jauh lebih tinggi, niat didalam hati sudah bersih serta usaha untuk meraih keridhaan Tuhan sudah menjadi tujuan para petugas, maka anak-anak buah kalian dengan rasa takut terhadap Tuhan tentu akan menaruh rasa simpati terhadap kalian. Mereka akan menjauhi prasangka buruk terhadap kalian sehingga akan timbul suasana kecintaan yang hangat terhadap kalian.” Beliau a.s. bersabda : “ Peganglah tali Tuhan erat-erat, jangan terlibat didalam perpecahan dan pertelingkahan. Disini orang-orang mukmin secara umum telah diperingatkan.” Kemudian perkara-perkara yang bertentangan dengan keinginan pribadi yang timbul dari pihak pemimpin, maka hendaknya janganlah timbul reaksi dari pihak kalian yang bisa menjadi penyebab fitnah. Dan terhadap para anggauta Majlis Amilah juga ada petunjuk bahwa reaksi dari kalian juga harus menunjukkan adanya rasa takut terhadap Tuhan. Memegang tali Allah swt yang berasas kepada taqwa jangan sampai menjadi lemah disebabkan amal perbuatan kalian yang tidak baik. Jauhkan diri dari perbualan yang sia-sia dan nonsense, atau melakukan kritikan-kritikan terhadap orang lain, sebab hal itu semua tidak disenangi oleh Allah swt. Selain itu Allah swt melarang dari banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mensia-siakan harta. Orang mukmin harus mempunyai sifat rasa puas atas apa yang telah Tuhan karuniakan kepadanya. Dan harus banyak menaruh perhatian untuk banyak mengurbankan harta dijalan Allah swt.
Didalam sebuah hadis terdapat riwayat bahwa Allah swt telah melukiskan kedudukan seorang manusia yang sangat menakjubkan. Hazrat Umar r.a. mengatakan bahwa nabi Muhammad saw bersabda : “ Dari antara hamba-hamba Allah swt banyak yang kedudukannya bukan sebagai Nabi dan tidak pula Syahid, namun Nabi-nabi dan para Syuhada pada Hari Qiamat disebabkan martabat mereka sangat tinggi, akan menimbulkan rasa iri-hati. Para sahabah bertanya : “ Ya Rasulalllah siapakah orang-orang itu ?? Mereka itu adalah orang-orang yang saling cinta mencintai satu sama lain berkat rahmat dan karunia Allah swt, bukan disebabkan adanya hubungan keluarga atau hubungan dengan yang lainnya dan bukan juga disebabkan harta yang dihadiahkan dari seorang kepada yang lain. Demi Allah !! Wajah mereka sarat dengan cahaya yang bersinar. Dan nur itu tetap bersinar diwajah mereka, dan apabila orang-orang merasa takut dari sesuatu mereka tidak merasa takut sedikit-pun dari padanya. Dan apabila orang-orang merasa sedih atau duka cita karena sesuatu, mereka tidak akan merasa sedih atau duka cita dari hal itu semua. Kemudian beliau membaca ayat ini : ؕ اَلاَ اِنَّ اَوْلِيَآءَ اللّٰهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَۖ Artinya : Ingatlah ! Sesungguhnya sahabat-sahabat Allah itu tidak akan ada ketakutan menimpa mereka dan tidak pula mereka akan berduka cita.
Jadi, itulah orang-orang yang menjadi para wali Allah swt. Keadaan mereka dalam posisi berdiri, duduk atau berbaring menggambarkan keridhaan Allah swt. Dan apabila semua kebaikan yang mereka lakukan demi meraih keridhaan Allah swt maka pasti para Nabi akan merasa iri terhadap mereka. Allah swt menganugerahkan posisi demikian terhadap orang-orang diantara para pengikut atau diantara orang-orang beriman yang memperoleh kedudukan tinggi didalam kebaikan mereka. Maksud dan tujuan para Nabi dibangkitkan adalah untuk menimbulkan perobahan besar dibidang keruhanian. Maka apabila timbul perobahan besar dikalangan para pengikut beliau, maka pastilah kedudukan itu membuat hati para Nabi itu senang dan gembira. Jika tidak para Nabi sendiri dengan memperoleh martabat kebaikan yang tinggi sudah menikmati kedudukan sebagai wali Allah yang derajatnya luhur dan sangat dekat dengan Allah swt. Karena kebaikan itu mereka tidak akan merasa iri hati, bahkan mereka akan merasa gembira dan senang bahwa para pengikut mereka berusaha mengikuti langkah-langkah mereka.
Dari hadis yang telah saya bacakan telah jelas sekali bahwa kedudukan para wali yang sangat tinggi itu telah diraih oleh para Nabi. Sedangkan kedudukan yang paling tinggi sekali dari semua telah diraih oleh Hazrat Rasulullah saw. Maka pada zaman ini setelah kebangkitan Hazrat Rasulullah saw yang menjadi wali Allah swt tiada lain adalah orang-orang yang bergabung kedalam ummat beliau dan melakukan setiap amal kebaikan demi meraih keridhaan Allah swt. Dan itulah mereka yang mampu meraih qurub Allah swt. Dan Allah swt menjauhkan rasa takut dan duka-cita dari kalbu mereka. Mereka selalu mencari jalan untuk meraih keridhaan Allah swt. Maka mereka tentu sangat memperhatikan perintah Allah swt dan Rasul-Nya saw, sebab hal itu tugas kewajiban setiap orang mukmin. Dan beriman kepada Imam Zaman, Hazrat Masih Mau’ud a.s. juga adalah sebuah perintah dari Allah swt dan perintah Rasul-Nya Muhammad saw.
Sebagaimana telah dijelaskan oleh sebuah hadis bahwa, janganlah membuat perpecahan dikalangan ummat dan peganglah tali Allah sekuat-kuatnya, hal ini semua menandakan bahwa seseorang akan datang untuk menghapuskan perpecahan diantara golongan-golongan ummat Islam. Dan hal itu tidak akan bisa dilakukan kecuali oleh orang yang telah diutus atau dilantik oleh Allah swt. Yaitu orang yang telah meraih kedudukan wali yang tinggi.
Jadi, dizaman ini orang-orang yang berhimpun kerana Allah swt, menjadi sebuah Jema’at yang saling cintai-mencintai satu dengan yang lain dan yang bersatu padu dibawah satu tangan, yang hidup dengan rasa aman dari setiap ketakutan, hanyalah Jema’at Hazrat Masih Mau’d a.s. yaitu Jema’at Ahmadiyah yang memiliki kelebihan seperti itu dari yang lain.
Jadi, dimana hal ini menjadi bahan pemikiran bagi orang-orang Muslim diluar Jema’at, bagi orang-orang Ahmadi juga patut mendapat perhatian dengan seksama, yakni jika hendak meraih keridhaan Allah swt, maka sangat penting sekali untuk menciptakan kecintaan, kasih sayang satu sama lain, menghormati Nizam Jema’at dan itha’at serta menjalin hubungan yang erat dengan Khilafat.
Didalam ayat berikutnya Allah swt berfirman :
لَهُمُ الْبُشْرٰى فِىْ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِىْ الاَخِرَةِ
Bagi mereka ada khabar suka dalam kehidupan didunia dan juga di akhirat- Yakni bukan hanya nimat-nikmat yang diperoleh didunia ini saja bahkan nikmat-nikmat akhirat juga disediakan bagi mereka. Sesungguhnya meraih nikkmat-nikmat ini maksudnya adalah meraih maksud serta tujuan penciptaan mereka kedunia. Hal ini merupakan khabar suka yang sangat besar. Dan bagaimanakah khabar-khabar suka itu terus diterima dan apa maksudnya ? Tentang ini terdapat beberapa buah hadis sebagai penjelasannya. Didalam sebuah hadis Hazrat Rasulullah saw bersabda : “
لَهُمُ الْبُشْرٰى فِىْ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِىْ الاَخِرَةِ Yang dimaksud dengan busyra disini adalah Ru’ya Salihah yakni ru’ya yang benar dan jelas, sehingga seorang mukmin bisa melihat keadaan peribadinya sendiri. Atau orang lain melihat didalam ru’ya tentang keadaan diri orang itu.” Atau didalam riwayat lain dikatakan bahwa maksud Busyra itu adalah Jannat (surga) yang akan disaksikan diakhirat nanti. Apa yang dimaksud dengan busyra didunia ini ?? Maka beliau saw bersabda : “ Ru’ya salihah yang diperlihatkan kepadanya dan tentang dia itu diperlihatkan juga ru’ya kepada orang lain” Didalam ru’ya salihah ini diberitahukan khabar suka tentang nikmat-nikmat yang akan dianugerahkan kepadanya. Jadi, ru’ya ini diperlihatkan oleh Allah swt bukan tidak ada maksudnya. Kadang-kadang melalui ru’ya itu rasa takut yang mencekam diganti dengan perasaan aman sentausa. Dan Allah swt memenuhi janji-Nya bahwa kehidupan orang mukmin yang tengah berada dalam ketakutan diganti dengan rasa aman dan sentausa. Kadang-kadang tentang turunnya nikmat-nikmat kepada hamba-Nya, orang-orang mukmin-pun biasa menyaksikan keadaan serupa itu didalam kehidupan mereka atau didalam kehidupan Jema’at, bagaimana Allah swt menurunkan nikmat-nikmat-Nya itu laksana hujan turun. Tentang nikmat-nikmat itu sebelumnya juga Allah swt telah memberitahukannya. Jadi itu juga nikmat-nikmat dari Allah swt yang diberitahukan sebelumnya didalam ru’ya atau mimpi-mimpi mereka. Selain itu banyak lagi khabar-kahabar suka melalui mimpi-mimpi sehingga jelaslah bahwa Allah swt dengan karunia-Nya selalu menurunkan anugerah-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dan dukungan-Nya selalu bersama orang-orang mukmin.
Jadi, apabila amal-amal saleh orang-orang mukmin suatu Jema’at dilakukan kerana Allah swt, apabila mereka tergabung didalam sebuah Jema’at dan mereka berusaha menjadi sahabat-sahabat Allah swt, maka berkat hubungan baik antar sesama mereka demi meraih keridhaan Allah swt, mereka akan menerima khabar-khabar suka dari pada Tuhan. Pada sa’at ini kecintaan yang bersemi demi kuatnya Jema’at dan Khilafat dan demi meraih keridhaan Allah swt nampak melalui hubungan seperti ini. Dan demi memperkuat iman terhadap Allah swt ru’ya salihah diperlihatkan oleh Tuhan kepada orang-orang mukmin. Maka selama hubungan yang erat ini tetap berkembang dan tetap berdiri maka mereka akan mendapat bagian dari khabar-khabar suka dari Allah swt. Dan khabar-khabar suka itu akan selalu diberitahukan tentang kejayaan yang agung yang disediakan oleh Allah swt bagi orang-orang mukmin, supaya keadaan imannya selalu meningkat terus.
Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : “ Orang yang beriman akan selalu menerima khabar-khabar suka dari Allah swt tentang kehidupannya yang akan diperoleh didunia ini dan juga mengenai kehidupannya yang akan diperoleh diakhirat nanti. Dengan perantaraannya didunia dan diakhirat nanti ia akan memperoleh kejayaan tentang ma’rifat Ilahi yang tidak ada batasnya. Ia akan terus memperoleh kemajuan. Ini adalah firman Allah swt yang sangat meyakinkan yang tidak akan pernah gagal. Dan memperoleh tanda-tanda khabar suka dari Allah swt adalah suatu karunia dari Allah swt, yang bisa menyampaikan-nya kepada martabat kecintaan dan ma’rifat yang sangat tinggi.
Semoga Allah swt memberi taufiq kepada kita semua untuk memahami perkara ini sehingga bisa membawa kedudukan iman dan taqwa kita terhadap Allah swt yang lebih tinggi. Semoga kita menjadi orang-orang yang berjaya untuk meraih surga keridhaan-Nya. Semoga Allah swt selalu mengganti rasa takut kita dengan rasa aman sentausa dan semoga Dia menyelimuti kesalahan-kesalahan kita semua dan mema’afkan semua dosa kita dan menjauhkan kita semua dari rasa duka cita. Amin !!
Alihbahasa dari Audio Urdu oleh Hasan Basri
Tgl 17-11-2009
Dan mereka yang menjadi wali atau sahabat Allah swt maka Allah swt menjadi wali atau sahabat mereka dan didunia jini juga mereka menerima khabar-habar suka dari Allah swt dan diakhirat juga. Itulah rangkaian nikmat-nikmat yang dianugerahkan Allah swt terhadap orang-orang mukmin yang sejati. Yakni berkat adanya ikatan hakiki dengan Allah swt dan adanya amal-amal saleh yang selalu dilakukan orang-orang mukmin, sehingga mereka merasa hidup tenteram tidak ada kesedihan atau kesusahan yang menimpa mereka. Bisa saja timbul marabahaya, sehingga terpaksa harus menjalani berbagai macam ujian dan percobaan, akan tetapi orang mukmin sejati akan merasa tenteram sekalipun didunia ini menghadapi banyak kerugian berupa harta-benda ataupun jiwa raga, sebab Allah swt pasti akan mengganti sepenuhnya. Dan jika terjadi kerugian jiwa-raga atau nyawa, pastilah Allah swt akan menganugerahkan nikmat-nikmat-Nya dialam akhirat nanti. Begitu sempurna dan melimpahnya nikmat-nikmat itu sehingga berada diluar jangkauan pikiran manusia. Akan tetapi untuk itu Allah swt telah menetapkan syaratnya yang pertama yaitu manusia harus menyempurnakan hak kewajibannya sebagai sahabat Allah swt. Untuk persabatan duniawi saja kadangkala manusia harus mengeluarkan banyak jenis pengurbanan. Untuk menjadi sahabat Allah swt dan untuk menunaikan hak-haknya secara sempurna, manusia bukan hanya bersiap sedia secara mental setiap sa’at, bahkan untuk itu harus bersiap melakukan hak-hak kewajiban itu secara praktikal atau secara amaliah dengan penuh keikhlasan. Jika hal itu semua telah dilaksanakan dengan sempurna maka tidak akan ada rasa takut dan rasa sedih atau duka cita yang ditimbulkan dari luar. Timbulnya rasa takut kepada Tuhan maksudnya takut jangan-jangan persahabatan dengan Allah swt akan putus atau berakhir. Sebab para wali itu terhindar dari rasa takut yang bersifat duniawi.
Imam Raghib menulis : الخَوْفُ مِنَ اللهِ takut dari Allah artinya menghindarkan diri dari perbuatan dosa dan berusaha untuk patuh ta’at kepada Allah swt, berusaha menjadi hamba yang kamil dan memberi perhatian sepenuhnya terhadap ibadah kepada-Nya. Jadi, kedudukan wali Allah, tidak mudah dicapai dan tidak bisa diperoleh begitu saja tanpa usaha keras. Disatu tempat Allah swt befirman :
تَتَجَافٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًا وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
Artinya : Dan sisi badan mereka terpisah dari tempat tidur mereka, yakni mereka tinggalkan tempat tidur mereka untuk menunaikan ibadah, dan mereka berseru kepada Tuhan mereka dengan ketakutan dan harapan, dan mereka membelanjakan dari apa yang telah Kami rizkikan kepada mereka. ( As Sajadah : 17)
Jadi Allah swt menjauhkan rasa takut dari dalam kalbu para wali-Nya kerana semata-mata mereka hanya takut kepada Tuhan. Mereka tidak merasa takut sedikitpun dari perkara-perkara duniawi yang dianggap menakutkan. Dan bukan hanya setakat itu, merekapun tidak takut dari segala sesuatu yang kiranya akan terjadi dimasa depan, sebab tujuan mereka bukan mencari kesenangan dunia melainkan untuk meraih kesenangan dan keridhaan Allah swt semata. Bahkan hati mereka merasa lebih tenteram dan mereka tidak merasa sedih atau duka cita terhadap perkara yang sudah terjadi dimasa lampau. Apabila Allah swt telah mema’afkan kesalahan-kesalahan mereka dan menjauhkan kelemahan-kelemahan mereka lalu Dia jadikan mereka para wali-Nya (sahabat-sahabat-Nya), Dia melindungi mereka dari akibat buruk kesalahan-kesalahan mereka juga. Demikianlah apabila Allah swt telah dijadikan sahabat oleh mereka maka dimana Dia memberi jaminan untuk menurunkan karunia-Nya, disana Dia juga memberi jaminan untuk menghapuskan dosa-dosa mereka yang mereka lakukan dimasa lampau.Tidak ada kekuatan dunia yang bisa memberi jaminan seperti itu. Jadi betapa indahnya kekuasaan Tuhan kita Yang memiliki semua kekuatan, sehingga manusia terlepas dari berbagai jenis kesedihan dan rasa takut berkat adanya ikatan yang erat dengan Allah swt. Namun sangat disayangkan sebagian besar penduduk dunia telah meninggalkan Allah swt lalu mengambil perlindungan kepada makhluk lain. Bukan hanya meninggalkan keyakinan terhadap Allah swt dan pergi kepada makhluk lain selain Allah bahkan mereka tunduk kepada para pemberontak melawan Allah swt, mereka sama-sekali tidak mempunyai perhatian terhadap Allah swt. Bahkan mereka tidak bersedia menggunakan waktu untuk memikirkan tentang Tuhan. Sebagai natijahnya sekarang manusia dengan cepat tengah menuju kearah nyala api yang berkobar-kobar. Sungguh sangat menakutkan ! Diperlukan banyak-banyak berdo’a dan banyak-banyak membaca istighfar. Sambil menjelaskan ayat : .
لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ tidak akan ada ketakutan menimpa mereka dan tidak pula mereka akan berduka cita. Hzrat Masih Mau’ud a.s. bersabda :” Allah swt menyebut mereka wali-Nya (sahabat-Nya), padahal Tuhan adalah Ghani, tidak memerlukan sahabat atau teman dan tidak pula memerlukan sebarang bantuan dari siapapun. Oleh sebab itu Dia mempunyai keistimewaan tersendiri dengan syarat و لَمْ يَكٌ لَّهُ وَلِيٌ مِنَ الذُّلِّ Sungguh benar Allah swt membuat seseorang menjadi teman bukan karena Dia memerlukannya, tetapi disebabkan karunia dan kasih sayang-Nya Allah swt menganugerahkan kepada mereka kedekatan dengan-Nya seperti dekatnya terhadap teman. Dia tidak memerlukan seseorang sebagai teman. Faedah persahabatan dan kedekatan Tuhan dengan hamba-Nya terletak pada orang yang dijadikan-Nya sahabat atau teman oleh Allah swt. Jadi manusialah yang memperoleh faedahnya dari persahabatan Tuhan dengan manusia itu. Ingatlah apabila Allah swt memilih seseorang sebagai sahabat-Nya, artinya Allah swt mengetahui keadaan ruhani hamba-Nya itu. Dan apabila Allah swt telah memilih seseorang dan memberi kelebihan dan kemuliaan kepada-nya, maka sesungguhnya Allah swt telah melihat dan menyaksikan betul-betul keadaan ruhaninya yang terus maju mendekat kepada-Nya. Mungkin saja sebelum itu hamba-Nya seorang pelaku banyak dosa. Ia telah melakukan dosa besar atau kecil pada permulaan kehidupannya. Akan tetapi apabila ia telah menjalin hubungan sejati dengan Allah swt, maka Allah swt mema’afkan semua kesalahan dan dosa-dosanya itu. Seorang penjahat yang telah banyak melakukan dosa, baik dosa kecil maupun dosa-dosa besar, tetapi apabila ia telah menjalin hubungan yang tulus dan erat dengan Allah swt, maka Allah swt mema’afkan dosa-dosa yang telah ia lakukan sebelumya itu. Dan Tuhan tidak akan pernah membuat-nya malu baik didunia ini juga maupun diakhirat nanti. Hal ini menunjukkan betapa besarnya kebaikan Allah swt terhadap hamba-Nya, apabila ia telah mema’afkan seseorang dan berlaku kasih terhadapnya, maka Dia tidak akan pernah mengingat, bahkan melupakan semua dosa-dosa yang telah dilakukannya dimasa lampau dan Dia menutupi kelemahan-kelemahannya. Akan tetapi sekalipun kebaikan dan karunia Tuhan yang begitu besar jika manusia berlaku munafiq dalam amal perbuatannya maka akibatnya ia akan menghadapi nasib malang dan nasib yang menyedihkan.” Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda lagi : “ Demi meraih karunia dan barkat-barkat Allah swt manusia harus berusaha untuk membersihkan kalbunya. Selama kalbu belum bersih tidak akan memperoleh sesuatu dari pada Tuhan. Hendaknya apabila Allah swt melihat kalbu manusia Dia tidak mendapatkan sedikitpun kemunafiqan disudut relung kalbunya itu. Apabila keadaannya sudah demikian maka ia akan menyaksikan tajaliyyat Ilahiyah atau penampakan keagungan Ilahi. Oleh sebab itu janganlah terlintas sedikitpun suatu kemunafikan didalam kalbu manusia supaya semua perkara menjadi suci bersih. Untuk itu diperlukan ketaatan dan kejujuran yang sejati. Hazrat Nabi Ibrahim a.s. telah menunjukkan kejujurannya dihadapan Tuhan atau seperti halnya Hazrat Rasulullah saw telah menunjukkannya juga. Apabila manusia telah mulai mengikuti contoh kehidupan seperti itu maka ia pasti menjadi seorang manusia yang sangat berberkat didalam kehidupannya didunia ini juga dan dia tidak akan mendapat suatu kehinaan apapun. Dan dia tidak akan menghadapi kehidupan yang sempit disebabkan oleh kurangnya rizki dari Allah swt. Bahkan kepadanya dibukakan pintu rahmat dan karunia yang lebar oleh Allah swt. Dan ia menjadi orang yang dikabulkan do’a-do’anya oleh Allah swt. Dan Allah swt tidak akan menimpakan kehidupan yang sempit yang menyebabkan ia binasa. Bahkan Tuhan akan menjadikan kehidupannya khatmah bil khair (memberi akhir kesudahan hidupnya yang sangat baik) Ringkasnya, orang yang menjalin hubungan yang sejati dan sempurna dengan Allah swt, maka Allah swt menyempurnakan semua maksud-maksud baik yang terkandung didalam kalbunya. Allah swt tidak menjadikannya gagal didalam kehidupannya.”
Ayat kedua yang telah saya bacakan itu : الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَ artinya Orang-orang yang beriman dan senantiasa bertaqwa, orang-orang ini juga adalah para wali Allah swt. Jadi, itulah sifat-sifat khas para wali Allah swt, yaitu mereka maju terus didalam keimanan mereka. Dan mereka menjadi contoh dalam menegakkan ketaqwaan terhadap Allah swt. Didalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda : “ Apabila qiamat telah berdiri maka Allah swt akan memanggil para wali-Nya itu. Mereka akan tampil dihadapan Allah swt. Mereka akan terbagi dalam tiga grup. Tiap-tiap grup akan mempunyai jati diri mereka masing-masing`. Ketika wakil dari grup pertama dipanggil, Allah swt akan bertanya kepadanya, wahai hamba-Ku !! Amalan apa yang telah engkau lakukan sehingga engkau mendapat kedudukan seperti ini ? Ia akan menjawab: “ Wahai Tuhan-ku !! Engkau telah menciptakan Jannat, lalu Engkau telah menumbuhkan dahan-dahannya lalu menumbuhkan buah-buahannya dan menciptakan sungai-sungai, bidadari-bidadri dan apapun nikmat-nikmat yang telah Engkau sediakan sebagai ganjaran bagi orang-orang yang patuh ta’at, untuk itulah saya melakukan kebaikan-kebaikan. Dan demi meraih hal itu semua setiap malam aku bangun untuk melakukan ibadah kepada Engkau. Dan pada waktu siang hari aku melakukan puasa. Maka pada waktu itu Allah swt akan berfirman : “ Wahai hamba-Ku !! Demi mendapatkan surga ini engkau telah giat melakukan amal-amal ibadah itu kepada-Ku, maka inilah Jannat bagi engkau, masuklah kamu sekalian kedalamnya !! Dan hal ini smata-mata karunia-Ku bahwa kalian telah diselamatkan dari api neraka. Dan ini juga karunia daripada-Ku bahwa kalian dimasukkan kedalam Jannat-Ku. Maka dia bersama rekan-rekanya semua masuk kedalam Jannat itu. Sesudah itu Allah swt memanggil seorang wakil dari grup yang lain. Allah swt akan bertanya, Wahai hamba-Ku !! Untuk maksud apa kau lakukan amal soleh ? Ia akan menjawa, Hai Tuhan-Ku !! Engkau telah menjadikan Neraka Jahannam, apinya yang membakar, menghembuskan angin panas, air mendidih dan apapun yang telah Engkau sediakan bagi orang-orang yang tidak patuh ta’at bahkan melawan perintah Engkau dan yang telah dipersiapkan bagi orang-orang yang memusuhi Utusan Engkau, maka kerana mearas takut kepada benda-benda itu semua aku selalu bangun tengah malam untuk menunaikan salat nafal dan diwaktu siang hari aku berpuasa. Atas jawaban itu Allah swt akan berfirman : “ Hai hamba-Ku !! Engkau lakukan itu semua kerana takut kepada api-Ku, maka sekarang Aku selamatkan engkau dari api ini. Dan dengan karunia-Ku engkau dimasukkan kedalam Jannat (surga). Maka ia bersama semua rekan-rekan-nya masuk kedalam Jannat. Setelah itu dihadirkan grup orang-orang yang ketiga. Allah swt akan bertanya kepada mereka. Hai hamba-hamba-Ku untuk maksud apa kalian beramal soleh ?? Mereka akan menjawab : “ Wahai Tuhan kami !! Kami berbuat amal soleh demi meraih kecintaan dan kasih sayang Engkau dan demi menyempurnakan keinginan keras kami untuk berjumpa dengan Engkau.” Demi Zat Engkau !! Setiap malam kami bangun beribadah kepada Engkau dan pada siang hari kami berpuasa semata-mata kerana semangat untuk berjumpa dengan Engkau dan kerana rasa cinta terhadap Engkau.” Maka Allah swt akan berfirman : “ Mubaraklah atas kalian semua !! Dan berfirman : “ Wahai hamba-hamba-Ku !! Apa yang kalian lakukan itu kerana semangat untuk berjumpa dengan-Ku dan kerana dorongan semangat cinta terhadap-Ku, maka sekarang ambillah ganjarannya dari pada-Ku. Kemudian Allah swt menunjukkan penampakan-Nya yang khas kepada mereka. Dan semua tabir penghalang dijauhkan dari muka mereka dan Tuhan hadir dihadapan mereka. Dan akan berfirman kepada mereka : “ Wahai hamba-hamba-Ku sekarang Aku hadir dihadapan kalian pandanglah pada-Ku dan ambillah apa yang kalian inginkan dari-Ku. Kemudian Tuhan akan berfirman : “ Dengan karunia-Ku sekarang Aku selamatkan kalian dari pada api dan Aku izinkan kalian masuk kedalam surga-Ku dan akan Aku hadirkan Malaikat-malaikat kepada kalian dan Aku sendiri akan menyampaikan salam sejahtera kepada kalian semua. Maka dia bersama semua rekan-rekannya masuk kedalam Surga itu.”
Semua orang dari ketiga grup itu sesuai dengan amal soleh mereka dimasukkan kedalam golongan para wali Allah swt. Hadis ini dikuitp oleh Hazrat Muslih Mau’ud r.a. dari Tafsir Ibnu Katsir dan dicantumkan didalam Tafsir Saghir. Didalam hadis itu telah dijelaskan beberapa jenis martabah para wali Allah swt. Satu jenis wali yang menghendaki Jannat (surga) dan mereka telah beramal saleh untuk menghasilkan Jannat itu. Jenis martabah yang kedua yang takut terhadap Jahannam dan yang beramal soleh agar terhindar dari Jahannam itu. Dan jenis martabah wali yang ketiga adalah yang beramal karena mereka fana fillah, terbenam dalam kecintaan terhadap Allah swt. Dan ketiga jenis martabah wali itu ketika telah mendapat izin dari Allah swt untuk masuk kedalam Jannat-Nya, Allah swt berfirman : “ Kalian masuk kedalam surga-Ku ini bukan kerana amal perbuatan saleh kalian, melainkan kerana karunia dan kasih sayang-Ku kalian diberi ganjaran ini. Dan dari setiap grup itu seorang tampil kemuka sebagai wakil dan setelah meraih rahmat dan karunia Allah swt masuk kedalam Jannat bersama rekannya masing-masing. Grup terakhir yang terbenam dalam kecintaan terhadap Allah swt, penghulu mereka tidak syak lagi adalah Hazrat Rasulullah saw. Diwaktu menjelang akhir hayat beliau perkataan yang terucap dibibir beliau tiada lain adalah : رَفِيْقِيْ الاَعْلَى!! رَفِيْقِيْ الاَعْلَى!!. Semua perkataan yang keluar dari bibir beliau pada detik-detik mau meninggal adalah bukti nyata bahwa beliau sangat mencintai Allah swt. Dan martabah atau kedudukan yang paling tinggi sekali telah diraih oleh Hazrat Rasulullah saw.
Jadi para wali Allah swt juga mempunyai beberapa jenis martabah. Akan tetapi yang menjadi asas bagi para wali adalah iman dan taqwa yang terus meningkat. Dan para Nabi adalah wali-wali Allah swt yang mempunyai iman sangat sempurna dan selalu menunjukkan tauladan taqwa yang sangat tinggi. Dan contoh tauladan yang paling tinggi adalah zat Rasulullah saw. Banyak sekali hadis yang menjelaskan tentang kedudukan para Wali Allah swt. Siapa yang berhak atau patut menjadi wali Allah swt dan bagaimana caranya kedudukan wali itu dapat diperoleh.
Hazrat Amar Bin Aljamhur r.a. meriwayatkan katanya Hazrat Rasulullah saw bersabda : Seorang tidak bisa menjadi orang yang murni imannya, selama ia tidak mencintai seseorang kerana Allah swt dan membenci seseorang kerana Allah swt. Selama ia mencintai orang lain kerana Allah swt dan kerana Allah swt pula ia membenci seseorang, maka ia memperoleh hak untuk menjalin persahabatan dengan Allah swt. Tuhan berfirman : “ Dari antara hamba-hamba-Ku dan dari antara para wali-Ku yang paling Aku cintai adalah dia yang selalu ingat kepada-Ku dan Akupun selalu ingat kepada-nya.” Jadi, didalam hadis ini telah diberitahukan kedudukan iman yang murni para wali itu, dan setiap amal perbuatan mereka, sehingga kecintaan dan kebencian mereka terhadap yang lain semata-mata demi keridhaan Allah swt. Sedikitpun tidak ada kecintaan dan kebencian terhadap seseorang untuk kepentingan pribadi mereka sendiri. Jika manusia memeriksa dirinya sendiri maka akan timbul perasaan ngeri dan gemetar, dia sudah mendakwakan diri sebagai orang yang berusaha meraih keridaan Allah swt namun didalam hatinya timbul pikiran-pikiran buruk berupa kebencian dan permusuhan pribadi. Dadanya penuh dengan kebencian dan dengan rasa dendam pribadi, dengan melihat orang yang dibenci itu tidak timbul keinginan untuk mema’afkannya atau meminta ma’af dari padanya. Namun apabila ia telah berobah dan mendapat kedudukan dari Allah swt dan semua gerak-geriknya dimaksudkan demi meraih keridhaan Allah swt, maka ia menjadi sahabat Allah swt.
Terdapat sebuah hadis lagi yang diriwayatkan oleh Hazrat Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw bersabda bahwa bagi kalian Allah swt menyukai tiga perkara dan tidak menyukai tiga perkara. Yang Dia sukai diantaranya ialah kamu beribadah-lah kepada-Nya dan janganlah menyekutukan Tuhan dengan apapun juga. Dan apa yang telah Allah swt jadikan kalian untuk menjaga sesuatu maka peliharalah dia sebaik-baiknya. Dan peganglah erat-erat tali ikatan dengan Allah swt dan janganlah berbuat perpecahan dan janganlah berkata-kata yang sia-sia dan jangan pula mengajukan banyak-banyak pertanyaan tentang sesuatu dan jangan mensia-siakan harta. Allah swt tidak menyukai berbicara yang sia-sia dan membazirkan harta yang telah Dia anugerahkan kepada kamu. Sediakanlah banyak peluang untuk beribadah kepada Allah swt diantaranya ibadah yang fardu dan juga ibadah nawafil. Dan siapapun yang tidak memberi perhatian terhadap ibadah tidak memberi perhatian kepada amal kebaikan, maka orang demikian tidak akan bisa menjadi wali Allah swt bahkan menjadi seorang mukmin-pun tidak bisa yang merupakan langkah pertama kearah iman. Perkara ketiga yang dijelaskan oleh Allah swt adalah, sebagaimana untuk mengawasi perkara kalian telah ditetapkan penjaganya, maka hendaknya kalian menaruh rasa simpati terhadap penjaga itu. Dan siapakah yang dijadikan penjaga itu ? Yaitu setiap petugas Jemat yang telah ditetapkan untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan kewajibannya. Dia adalah penjaga atau pengawas setiap orang mukmin sejati. Maka bekerja sama secara sempurna dengannya dan berlaku simpati kepadanya adalah kewajiban seorang mukmin yang sejati, yaitu orang yang menghendaki kepercayaan dari Tuhan dan ingin menjadi wali atau sahabat-Nya. Dia betul-betul ingin menjadi teman atau sahabat Tuhan. Dimana perkara ini diingatkan kepada orang-orang mukmin dan diingatkan supaya menjaga diri dari setiap jenis kerusuhan, disana harus menjadi bahan pemikiran bagi para petugas. Merupakan hal yang sangat menakutkan, yaitu orang-orang yang kerana Allah swt menaruh simpati terhadap kalian, maka demi meraih keridhaan Allah swt kalian harus memenuhi tuntutan keadilan sambil menaruh rasa takut kepada Tuhan didalam hati kalian, dan sambil menegakkan keadilan kalian harus memenuhi kewajiban penjagaan dan pengawasan terhadap mereka dengan cara yang sebaik-baiknya. Jika sikap simpati sudah diamalkan dengan penuh perhatian dan tingkat keadilan sudah jauh lebih tinggi, niat didalam hati sudah bersih serta usaha untuk meraih keridhaan Tuhan sudah menjadi tujuan para petugas, maka anak-anak buah kalian dengan rasa takut terhadap Tuhan tentu akan menaruh rasa simpati terhadap kalian. Mereka akan menjauhi prasangka buruk terhadap kalian sehingga akan timbul suasana kecintaan yang hangat terhadap kalian.” Beliau a.s. bersabda : “ Peganglah tali Tuhan erat-erat, jangan terlibat didalam perpecahan dan pertelingkahan. Disini orang-orang mukmin secara umum telah diperingatkan.” Kemudian perkara-perkara yang bertentangan dengan keinginan pribadi yang timbul dari pihak pemimpin, maka hendaknya janganlah timbul reaksi dari pihak kalian yang bisa menjadi penyebab fitnah. Dan terhadap para anggauta Majlis Amilah juga ada petunjuk bahwa reaksi dari kalian juga harus menunjukkan adanya rasa takut terhadap Tuhan. Memegang tali Allah swt yang berasas kepada taqwa jangan sampai menjadi lemah disebabkan amal perbuatan kalian yang tidak baik. Jauhkan diri dari perbualan yang sia-sia dan nonsense, atau melakukan kritikan-kritikan terhadap orang lain, sebab hal itu semua tidak disenangi oleh Allah swt. Selain itu Allah swt melarang dari banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mensia-siakan harta. Orang mukmin harus mempunyai sifat rasa puas atas apa yang telah Tuhan karuniakan kepadanya. Dan harus banyak menaruh perhatian untuk banyak mengurbankan harta dijalan Allah swt.
Didalam sebuah hadis terdapat riwayat bahwa Allah swt telah melukiskan kedudukan seorang manusia yang sangat menakjubkan. Hazrat Umar r.a. mengatakan bahwa nabi Muhammad saw bersabda : “ Dari antara hamba-hamba Allah swt banyak yang kedudukannya bukan sebagai Nabi dan tidak pula Syahid, namun Nabi-nabi dan para Syuhada pada Hari Qiamat disebabkan martabat mereka sangat tinggi, akan menimbulkan rasa iri-hati. Para sahabah bertanya : “ Ya Rasulalllah siapakah orang-orang itu ?? Mereka itu adalah orang-orang yang saling cinta mencintai satu sama lain berkat rahmat dan karunia Allah swt, bukan disebabkan adanya hubungan keluarga atau hubungan dengan yang lainnya dan bukan juga disebabkan harta yang dihadiahkan dari seorang kepada yang lain. Demi Allah !! Wajah mereka sarat dengan cahaya yang bersinar. Dan nur itu tetap bersinar diwajah mereka, dan apabila orang-orang merasa takut dari sesuatu mereka tidak merasa takut sedikit-pun dari padanya. Dan apabila orang-orang merasa sedih atau duka cita karena sesuatu, mereka tidak akan merasa sedih atau duka cita dari hal itu semua. Kemudian beliau membaca ayat ini : ؕ اَلاَ اِنَّ اَوْلِيَآءَ اللّٰهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَۖ Artinya : Ingatlah ! Sesungguhnya sahabat-sahabat Allah itu tidak akan ada ketakutan menimpa mereka dan tidak pula mereka akan berduka cita.
Jadi, itulah orang-orang yang menjadi para wali Allah swt. Keadaan mereka dalam posisi berdiri, duduk atau berbaring menggambarkan keridhaan Allah swt. Dan apabila semua kebaikan yang mereka lakukan demi meraih keridhaan Allah swt maka pasti para Nabi akan merasa iri terhadap mereka. Allah swt menganugerahkan posisi demikian terhadap orang-orang diantara para pengikut atau diantara orang-orang beriman yang memperoleh kedudukan tinggi didalam kebaikan mereka. Maksud dan tujuan para Nabi dibangkitkan adalah untuk menimbulkan perobahan besar dibidang keruhanian. Maka apabila timbul perobahan besar dikalangan para pengikut beliau, maka pastilah kedudukan itu membuat hati para Nabi itu senang dan gembira. Jika tidak para Nabi sendiri dengan memperoleh martabat kebaikan yang tinggi sudah menikmati kedudukan sebagai wali Allah yang derajatnya luhur dan sangat dekat dengan Allah swt. Karena kebaikan itu mereka tidak akan merasa iri hati, bahkan mereka akan merasa gembira dan senang bahwa para pengikut mereka berusaha mengikuti langkah-langkah mereka.
Dari hadis yang telah saya bacakan telah jelas sekali bahwa kedudukan para wali yang sangat tinggi itu telah diraih oleh para Nabi. Sedangkan kedudukan yang paling tinggi sekali dari semua telah diraih oleh Hazrat Rasulullah saw. Maka pada zaman ini setelah kebangkitan Hazrat Rasulullah saw yang menjadi wali Allah swt tiada lain adalah orang-orang yang bergabung kedalam ummat beliau dan melakukan setiap amal kebaikan demi meraih keridhaan Allah swt. Dan itulah mereka yang mampu meraih qurub Allah swt. Dan Allah swt menjauhkan rasa takut dan duka-cita dari kalbu mereka. Mereka selalu mencari jalan untuk meraih keridhaan Allah swt. Maka mereka tentu sangat memperhatikan perintah Allah swt dan Rasul-Nya saw, sebab hal itu tugas kewajiban setiap orang mukmin. Dan beriman kepada Imam Zaman, Hazrat Masih Mau’ud a.s. juga adalah sebuah perintah dari Allah swt dan perintah Rasul-Nya Muhammad saw.
Sebagaimana telah dijelaskan oleh sebuah hadis bahwa, janganlah membuat perpecahan dikalangan ummat dan peganglah tali Allah sekuat-kuatnya, hal ini semua menandakan bahwa seseorang akan datang untuk menghapuskan perpecahan diantara golongan-golongan ummat Islam. Dan hal itu tidak akan bisa dilakukan kecuali oleh orang yang telah diutus atau dilantik oleh Allah swt. Yaitu orang yang telah meraih kedudukan wali yang tinggi.
Jadi, dizaman ini orang-orang yang berhimpun kerana Allah swt, menjadi sebuah Jema’at yang saling cintai-mencintai satu dengan yang lain dan yang bersatu padu dibawah satu tangan, yang hidup dengan rasa aman dari setiap ketakutan, hanyalah Jema’at Hazrat Masih Mau’d a.s. yaitu Jema’at Ahmadiyah yang memiliki kelebihan seperti itu dari yang lain.
Jadi, dimana hal ini menjadi bahan pemikiran bagi orang-orang Muslim diluar Jema’at, bagi orang-orang Ahmadi juga patut mendapat perhatian dengan seksama, yakni jika hendak meraih keridhaan Allah swt, maka sangat penting sekali untuk menciptakan kecintaan, kasih sayang satu sama lain, menghormati Nizam Jema’at dan itha’at serta menjalin hubungan yang erat dengan Khilafat.
Didalam ayat berikutnya Allah swt berfirman :
لَهُمُ الْبُشْرٰى فِىْ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِىْ الاَخِرَةِ
Bagi mereka ada khabar suka dalam kehidupan didunia dan juga di akhirat- Yakni bukan hanya nimat-nikmat yang diperoleh didunia ini saja bahkan nikmat-nikmat akhirat juga disediakan bagi mereka. Sesungguhnya meraih nikkmat-nikmat ini maksudnya adalah meraih maksud serta tujuan penciptaan mereka kedunia. Hal ini merupakan khabar suka yang sangat besar. Dan bagaimanakah khabar-khabar suka itu terus diterima dan apa maksudnya ? Tentang ini terdapat beberapa buah hadis sebagai penjelasannya. Didalam sebuah hadis Hazrat Rasulullah saw bersabda : “
لَهُمُ الْبُشْرٰى فِىْ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِىْ الاَخِرَةِ Yang dimaksud dengan busyra disini adalah Ru’ya Salihah yakni ru’ya yang benar dan jelas, sehingga seorang mukmin bisa melihat keadaan peribadinya sendiri. Atau orang lain melihat didalam ru’ya tentang keadaan diri orang itu.” Atau didalam riwayat lain dikatakan bahwa maksud Busyra itu adalah Jannat (surga) yang akan disaksikan diakhirat nanti. Apa yang dimaksud dengan busyra didunia ini ?? Maka beliau saw bersabda : “ Ru’ya salihah yang diperlihatkan kepadanya dan tentang dia itu diperlihatkan juga ru’ya kepada orang lain” Didalam ru’ya salihah ini diberitahukan khabar suka tentang nikmat-nikmat yang akan dianugerahkan kepadanya. Jadi, ru’ya ini diperlihatkan oleh Allah swt bukan tidak ada maksudnya. Kadang-kadang melalui ru’ya itu rasa takut yang mencekam diganti dengan perasaan aman sentausa. Dan Allah swt memenuhi janji-Nya bahwa kehidupan orang mukmin yang tengah berada dalam ketakutan diganti dengan rasa aman dan sentausa. Kadang-kadang tentang turunnya nikmat-nikmat kepada hamba-Nya, orang-orang mukmin-pun biasa menyaksikan keadaan serupa itu didalam kehidupan mereka atau didalam kehidupan Jema’at, bagaimana Allah swt menurunkan nikmat-nikmat-Nya itu laksana hujan turun. Tentang nikmat-nikmat itu sebelumnya juga Allah swt telah memberitahukannya. Jadi itu juga nikmat-nikmat dari Allah swt yang diberitahukan sebelumnya didalam ru’ya atau mimpi-mimpi mereka. Selain itu banyak lagi khabar-kahabar suka melalui mimpi-mimpi sehingga jelaslah bahwa Allah swt dengan karunia-Nya selalu menurunkan anugerah-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dan dukungan-Nya selalu bersama orang-orang mukmin.
Jadi, apabila amal-amal saleh orang-orang mukmin suatu Jema’at dilakukan kerana Allah swt, apabila mereka tergabung didalam sebuah Jema’at dan mereka berusaha menjadi sahabat-sahabat Allah swt, maka berkat hubungan baik antar sesama mereka demi meraih keridhaan Allah swt, mereka akan menerima khabar-khabar suka dari pada Tuhan. Pada sa’at ini kecintaan yang bersemi demi kuatnya Jema’at dan Khilafat dan demi meraih keridhaan Allah swt nampak melalui hubungan seperti ini. Dan demi memperkuat iman terhadap Allah swt ru’ya salihah diperlihatkan oleh Tuhan kepada orang-orang mukmin. Maka selama hubungan yang erat ini tetap berkembang dan tetap berdiri maka mereka akan mendapat bagian dari khabar-khabar suka dari Allah swt. Dan khabar-khabar suka itu akan selalu diberitahukan tentang kejayaan yang agung yang disediakan oleh Allah swt bagi orang-orang mukmin, supaya keadaan imannya selalu meningkat terus.
Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : “ Orang yang beriman akan selalu menerima khabar-khabar suka dari Allah swt tentang kehidupannya yang akan diperoleh didunia ini dan juga mengenai kehidupannya yang akan diperoleh diakhirat nanti. Dengan perantaraannya didunia dan diakhirat nanti ia akan memperoleh kejayaan tentang ma’rifat Ilahi yang tidak ada batasnya. Ia akan terus memperoleh kemajuan. Ini adalah firman Allah swt yang sangat meyakinkan yang tidak akan pernah gagal. Dan memperoleh tanda-tanda khabar suka dari Allah swt adalah suatu karunia dari Allah swt, yang bisa menyampaikan-nya kepada martabat kecintaan dan ma’rifat yang sangat tinggi.
Semoga Allah swt memberi taufiq kepada kita semua untuk memahami perkara ini sehingga bisa membawa kedudukan iman dan taqwa kita terhadap Allah swt yang lebih tinggi. Semoga kita menjadi orang-orang yang berjaya untuk meraih surga keridhaan-Nya. Semoga Allah swt selalu mengganti rasa takut kita dengan rasa aman sentausa dan semoga Dia menyelimuti kesalahan-kesalahan kita semua dan mema’afkan semua dosa kita dan menjauhkan kita semua dari rasa duka cita. Amin !!
Alihbahasa dari Audio Urdu oleh Hasan Basri
Tgl 17-11-2009
1 komentar:
Bapak mendapatkan medali Cinta-Islam karena telah memuat artikel tentang Kecintaan kepada Allah, Rasulullah dan Imam Mahdi. Silakan tautkan medali tersebut ke blog anda.
Medali ada di:
http://www.cinta-islam.web.id/component/content/article/32.html
Posting Komentar