HF “Bendera” Warisan Khalifatul Masih Untuk Perdamaian & Kesejahteraan Dunia
Hazrat
Mirza Taher Ahmad ra, Huzur keempat, telah menyiapkan sebuah Lembaga
Alternatip untuk kita bisa menyumbangkan Dharma Bhakti kepada segenap
lapisan masyarakat, tanpa perlu memandang dari mana kita , atau dari
mana mereka - yang kita bantu- berasal.
Humanity First- HF , lembaga
warisan Huzur keempat itu, saat ini telah bekerjasama dengan
Perserikatan Bangsa Bangsa, dan berbagai Lembaga International lainya,
sehingga telah bisa membantu jutaan umat manusia di berbagai belahan
dunia, termasuk di Indonesia, sehingga mereka memperoleh keadaan yang
lebih baik dari sebelumnya.
Kita bisa meraih hati lebih banyak umat manusia, jika menjadikan HF sebagai”Bendera”
untuk mengkhidmati mereka, dan melepaskan diri dari sandera Theologi-
yang secara tidak sadar sering melahirkan Fantasi Religius Arus Negatip,
yang pada giliranya membuahkan Anarkisme merugikan semua fihak.
HF adalah Pilihan untuk mempercepat langkah menggiring manusia, menuju Cinta Bagi Semua- dan Tiada Benci Bagi Siapapun.
Berikut adalah contoh sejumlah Program HF yang bisa di terapkan di Indonesia, dalam situasi apapun, baik ada atau tidak ada bencana alam.
Pelatihan Kejuruan
Humanity First- HF telah bekerja sama dengan Otoritas lokal yang berwenang di seluruh Afrika, untuk memastikan bahwa kita dapat menyediakan pelatihan kejuruan yang dibutuhkan masyarakat setempat, dengan harga yang memungkinkan, sehingga anggota masyarakat miskin bisa mendapat manfaat besar.
Sering
kali, sementara fasilitas pelatihan yang baik tersedia di kota-kota
besar dan kota menengah, HF telah telah mereplikasi fasilitas tersebut,
dengan biaya yang jauh lebih rendah
, untuk diterapkan di daerah pedesaan.
, untuk diterapkan di daerah pedesaan.
Hal ini membantu untuk menjadikan desa dari pertanian subsisten ke komersial jangka panjang ,
menciptakan pekerjaan yang dapat mengantarkan seluruh masyarakat keluar dari kemiskinan dan ketergantungan bantuan.
menciptakan pekerjaan yang dapat mengantarkan seluruh masyarakat keluar dari kemiskinan dan ketergantungan bantuan.
Contoh adalah pelatihan IT- Teknologi Informasi. Selama beberapa tahun ini, HF telah membangun lembaga pelatihan TI di beberapa NegaraDunia berkembang, dan sekarang memiliki 22 Pusat di 13 Negara di 4 Benua.
Awalnya,
sebagian besar siswa diajarkan dasar-dasar komputer dan Microsoft
Office (Word, Excel dan PowerPoint) , sebelum mengkhususkan diri dalam
kursus lebih maju, yang mencakup
Internet, Desktop Publishing, Grafis dan Infrastruktur. Kursus ini disubsidi oleh HF, dan sering ditargetkan untuk daerah pedesaan dan miskin yang tidak memiliki aspirasi untuk masuk TI dalam tempat pertama.
Internet, Desktop Publishing, Grafis dan Infrastruktur. Kursus ini disubsidi oleh HF, dan sering ditargetkan untuk daerah pedesaan dan miskin yang tidak memiliki aspirasi untuk masuk TI dalam tempat pertama.
Sebagai hasilnya, dari ekspansi pusat IT kami, hampir 20.000 siswa sekarang telah lulus dari IT pusat kami, dan telah mendapatkan pekerjaan di layanan sipil dan juga di sektor swasta.
Dampaknya
, bahwa para siswa kadang-kadang telah -tidak hanya mendukung keluarga
mereka sendiri, tetapi kadang-kadang seluruh desa, dan mengubah
pandangan dari kekurangan anak muda dalam hal aspirasi karir.
Di
tempat lain, HF sekarang memiliki sejumlah pusat Keterampilan Menjahit
yang beroperasi di Afrika, di mana orang diajarkan untuk menggunakan
mesin jahit dan dasar-dasar menjahit. Begitu banyak permintaan untuk
menjadi desainer busana, sehingga kadang-kadang ada dua gadis untuk
setiap satu mesin jahit.
Sementara
mereka belajar, mereka menghasilkan seragam murah atau gratis, untuk
sekolah dan lembaga lokal lainnya. Pada akhir program, siswa disediakan
dengan Mesin jahit dan
panduan tentang bagaimana cara memulai pondok industri mereka sendiri. Sejauh ini, hasilnya telah sangat menggembirakan.
panduan tentang bagaimana cara memulai pondok industri mereka sendiri. Sejauh ini, hasilnya telah sangat menggembirakan.
Bukan
hanya Menjahit dan TI keterampilan yang mereka perlukan, tetapi
kebutuhannya berbeda-beda berdasarkan negara dan kabupaten.
Di
Afrika Timur, HF sekarang berinvestasi di jenis-jenis pelatihan
kejuruan, termasuk Menjaga Bee, Brick Membuat dan mentransfer
pengetahuan tentang teknik-teknik pertanian yang lebih baik. HF adalah
berkat besar bagi seluruh komunitas Budaka.
Saat
ini banyak dari mahasiswa HF yang nyaman dipekerjakan [di IT], sebagai
akibatnya , mereka juga mampu memenuhi kebutuhan dasar untuk mengurus
keluarga mereka.
Kami para pemimpin Distrik Budaka sangat terkesan dengan teladan karakter kepemimpinan yang ditunjukkan para aktivis HF. (Mulomi Samuel, Ketua Kabupaten Budaka, Uganda)
Relawan HF Indonesia
Abdul Munim,
Pria Pengusaha Advertising Jakarta ini, beberapa kali aktip ikut
memimpin para Relawan HF di Gempa Yogyakarta, Gempa Niaz, dan Tsunami
Pangandaran 2006. Jebolan Pesantren Gontor itu, juga aktip saat HF
membantu korban banjir Jakarta.
“Clara” ,
panggil saja begitu. Dara cantik dari London ini, datang ke Dapur Umum
HF di Pangandaran 2006, bersama Tim Rotary UK, untuk mesuport mental
tim HF , serta memberikan bantuan obat-obatan.
Mubarik A SH,
Lelaki Penjaga Gerbang Gondrong ini, aktip ikut dalam kloter pertama
Relawan HF saat membantu korban Tsunami Aceh. Alumni Universitas
Muhamadiyah Jakarta itu, juga sempat berpose dengan Panglima TNI, yang
kemudian gambarnya dipajang di rumah Engkongnya- di Gondrong.
Parman
adalah aktivis HF dari Surabaya. Pria yang gemar berpeci haji ini,
hampir sebulan bergelut debu, saat ikut membereskan puing-puing sisa
gempa Yogya, bersama relawan HF lainnya.
Tohir Ahmad,
aktivis HF asli Salatiga Jateng ini, tugasnya membungkus sayur dan
nasi, sebelum dibagikan ke para korban gempa Yogya. Yang paling berat,
menurut Tohir, saat tugas didaerah Ngoro-oro Yogya, karena ditempat itu,
mata air kering dan hilang akibat gempa.
Dani, Jurumasak
lulusan Bremen Jerman ini , hampir sebulan membantu Dapur Umum di Pos
HF Pasca Tsunami Pangandaran 2006. Pria asal Kawalu – Jawabarat itu,
selalu aktip setiap ada kegiatan HF yang berhubungan dengan masak
memasak. Hal itu bagi Dani, merupakan Hoby sekaligus Pekerjaan- karena
sesungguhnya dia juga berprofesi sebagai Jurumasak di Hotel
International MANDARIN Jakarta.
Arif bin Malik SH.
Pria Jawa kelahiran Jakarta ini, sudah malang melintang di berbagai
tugas mengkhidmati kemanusiaan, bakan sejak usia Athfal. Walaupun
titelnya Sarjana Hukum, di HF Arif tak segan-segan bertugas dibagian
tukang bersih-2 sampah, sisa hempasan Tsunami Pangandaran 2006.
Haris,
Relawan HF asal Cianjur – Jawabarat ikut aktip sebagai Relawan Pasca
Gempa Yogya, karena dia juga pas sedang Kuliah di kota Gudeg itu.
Cita-citanya sih pengin nerusin kuliah ke Australia, katanya ke Redaksi.
Fakih,
Kebayoran. Pemuda keturunan Cisalada ini aktip sebagai Koordinator
Relawan HF di Pos Pasca Tsunami Pangandaran 2006. Tutur katanya yang
agak tenang, membuat dirinya agak mudah mempersatukan potensi sejumlah
aktivis lainya- untuk ditempatkan dibidang yang sesuai dengan
ketrampilan masing-masing.
Reno –
Kerinci. Mahasiswa Sumatra yang kuliah di Yogya ini, mulai aktip di HF
saat Gunung Merapi Jateng mau meletus. Repotnya ingin membantu para
korban Merapi, katanya, justru awalnya masih sangat diragukan oleh
Pejabat setempat. Sehingga, untuk membuktikan keseriusannya dalam
membantu korban bencana, Pak Lurah Hargobinangun- Lereng Merapi,
menyuruh Reno CS , awalnya untuk membersihkan sampah yang sudah membusuk
di belakang Balai Desa. Baru belakangan boleh gabung di dapur umum
dengan tim TNI.
Sumber: Suara Ansharullah: Humanity First - HF