Jahil etika merajalela menyelimuti persada
Alangkah indahnya semua diambil hikmahnya
Namun sayang sebagian besar insan bersikap kurang sesuai ajaran-Nya
Usaha dan upaya gencar dilaksanakan bagai petir menghampar wajah-wajah polos
Angin berhembus menerawang angkasa hati yang pilu
Riuh rendah gemuruh ombak di samudera politik neraka membahas duniawi
Ingat mati memang ingat walau hanya sekedar ingat, kosong dari refleksi cinta sejati
Seragam putih membahana seolah tentara langit nampak di dunia
Usung atas nama kesucian dengan praktek tak jauh dari politik dapur
Langit cerah menyambut dengan senyum mega menghampar bagai hujan disemburkan
Hidup mulia memang keinginan rata-rata manusia walau kadang menempuh jalan hina
Damai... damai dan mencintai satu sama lain
Allah tidak tidur, Gusti Allah mboten sare
Meringkus, menerjang kebiadaban angkara murka yang telah membahana
Api dendam berganti api cinta
Insan Kamil, Yaa Siin, Muhammad Mushtofa saw teladan dalam berperilaku insan.
Puisi tanpa nasi karya penulis blog ini sendiri