SIFAT AL WAASI’



Tanggal 8 Mei 2009 dari Baitul Futuh London, U.K.
Salah satu nama sifat Allah swt adalah (Al Waasi’) artinya adalah Zat Tuhan Yang rizqi-Nya dan rahmat-Nya meliputi semua makhluk-Nya. Dan Dia adalah Zat Yang kekayaan-Nya juga meliputi keperluan semua makhluk ciptaan-Nya. Selain itu ?????? (Al Waasi’) juga artinya Zat Yang menganugerahkan rizki-Nya tanpa batas.
Dia adalah Zat apabila diminta oleh hamba-Nya Dia menganugerahkan sebanyak-banyaknya. Banyak orang mengartikan bahwa Dia adalah Zat Yang menguasai setiap benda atau setiap makhluk-Nya dan Dia mengetahui keadaan setiap benda. Semua arti yang telah dihuraikan diatas bisa diketahui didalam Kitab Suci Alqur’an. Sekarang saya ingin menjelaskan beberapa ayat Alqur’an yang didalamnya Allah swt mengingatkan beberapa perkara kepada orang-orang mukmin yang ada kaitannya dengan sifat Al Waasi’.
Didalam Surah Al Baqarah ayat 279 Allah swt berfirman tentang tipu daya Syaitan dalam menggoda murid-muridnya:
Artinya : Syaitan menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kekejian, sedangkan Allah menjanjikan kepadamu ampunan dan karunia dari sisi-Nya. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya, Maha Mengetahui.
Didalam ayat ini Allah swt menjelaskan dua macam tipu daya yang digunakan Syaitan untuk menjauhkan jarak antara hamba-hamba dengan Allah swt. Pertama dengan faqar yakni menimbulkan dalam hati rasa takut miskin dan kedua mengajak kepada perbuatan keji. Menakut-nakuti dengan kemiskinan mempunyai beberapa macam cara. Syaitan berkata kepada Allah swt : Aku akan menghadang manusia diatas setiap jalan dan mereka akan disesatkan dari jalan yang lurus, maka untuk menyempurnakan usaha busuknya itu syaitan tidak meninggalkan sebuah jalanpun dimana dia duduk menghadangnya. Usaha menghadang diatas setiap jalan itu bukan karena kemampuannya sendiri yang kuat melainkan Allah swt telah memberi izin kepadanya untuk berbuat demikian. Allah swt berfirman kepadanya : “Baiklah jika engkau hendak berbuat demikian lakukanlah sekehendak hatimu. Akan tetapi orang-orang yang mengikuti jalanmu akan Aku masukkan kedalam Jahannam.” Hal itu telah dijelaskan secara gamblang oleh Allah swt didalam Kitab Suci Alqur’an. Allah swt mengingatkan hamba-hamba-Nya : “ Hati-hatilah kalian, jika kalian ingin menjadi hamba-Ku yang sejati maka jagalah diri kalian dari godaan syaitan.
Pada dasarnya cara-cara yang dilakukan oleh syaitan untuk menggoda kalian akan nampak sangat menarik dan menyenangkan hati. Akan tetapi natijahnya atau akibatnya tidak baik bagi kehidupan kalian.” Sehubungan dengan itu Allah swt telah menasihatkan dibanyak tempat didalam Kitab Alqur’an supaya manusia menjaga diri dari padanya. Allah swt telah menjelaskan beberapa bahaya dan kerugian-kerugiannya. Disatu tempat Allah swt berfirman : ?????????? ??????????? ???? ???????????? ???????? ?????????‏ Artinya : Dan Syaitan ingin menyesatkan mereka menuju kesesatan yang sangat berbahaya (An Nisa : 61) Dan berfirman : Syaitan akan menjerumuskan kalian kedalam kesengsaraan. Dan mula-mula dia akan berkawan dengan kalian lalu dia akan menjerumuskan kalian kedalam kesengsaraan dan kehinaan. Sebagaimana firman Tuhan ini : ????? ??????????? ???????? ??????? ???????? Sesungguhnya Syaitan adalah musuh yang nyata bagi kalian berdua (Al ‘Araf : 23) Ayat ini berkenaan dengan Adam dan Hawa berdua. Bahaya permusuhan Syaitan itu tidak berhenti sampai kepada Adam dan Hawa saja bahkan telah diperingatkan kepada semua kaum lelaki dan semua perempuan juga, bahwa Syaitan adalah musuh kalian yang nyata. Oleh sebab itu kalian harus berhati-hati dengan tipu daya syaitan itu. Giatlah beramal saleh dan tunaikan ibadah dengan sungguh-sungguh dan penuh perhatian.
Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : “ Peristiwa dan kisah-kisah yang dijelaskan didalam Kitab Alqur’an bukanlah mengulangi peristiwa-peristiwa itu untuk pengetahuan kita melainkan sebagai nubuatan bagi masa yang akan datang bahwa akan terjadi peristiwa semacam itu. Oleh kerana itu jika kalian orang mukmin dan mukmin sejati maka kalian harus berjaga-jaga terhadap semua peristiwa yang telah terjadi itu, jangan-jangan peristiwa itu berulang lagi pada waktu ini. Bersamaan dengan bertukarnya keadaan zaman, tipu daya syaitan-pun selalu berganti-ganti. Setiap langkah manusia menuju kepada berbagai kemajuan dimana berkat-berkat kebaikannya memberi faedah kepada manusia disana berkat-berkat kebaikan itu dipergunakan oleh Syaitan itu untuk memperdayakan atau mengelabui kalian. Dan Allah swt berfirman : “Jika kalian terpikat dan mengikuti langkahnya dibelakang maka kalian akan terjerumus kedalam jurang kesesatan.”
Ayat yang telah saya bacakan dari Surah Al Baqarah diatas dikatakan bahwa Syaitan menakut-nakuti kalian dengan faqar (kemiskinan). Faqar artinya juga kemiskinan, dan faqar juga artinya patah tulang punggung. Tuhan berfirman bahwa syaitan menakut-nakuti kalian dengan faqar, jika dia berhasil memperdayakan kalian maka kalian tidak akan mampu berdiri lagi. Jika kalian berlaku demikian maka kalian akan ditimpa kemalangan dengan kemiskinan. Sehingga didalam dunia ini kemajuan yang sifatnya duniawi kalian akan sangat terbelakang didalamnya. Dan sekali-kali kalian tidak akan mampu mempertahankan kedudukan kalian, jika kalian tidak mau melakukan pengurbanan. Jadi dengan berbagai macam cara syaitan menakut-nakuti kalian untuk tidak melakukan pengurbanan, kadang-kadang menakut-nakuti bahwa sekarang ini bukan masanya bagi kalian untuk melakukan ibadah. Kadang-kadang menghalangi kalian untuk mengurbankan harta, menakut-nakuti dengan faqar, yaitu jika pada waktu ini kalian mengeluarkan wang untuk berkurban maka perniagaan kalian akan menghadapi kemelesetan dan kerugian. Kadang-kadang syaitan menakut-nakuti sambil mengatakan, apabila wang ini kamu kurbankan pasti anak-anak kamu akan mengalami kelaparan. Demikianlah cara syaitan menakut-nakuti kalian. Namun ingatlah ! Hamba Allah swt yang sejati tidak bisa ditakut-takuti seperti itu oleh syaitan.
Beberapa hari yang lalu saya tengah membaca sebuah artikel didalam Al Fazal tentang pengurbanan harta. Penulisnya menguraikan didalamnya peristiwa seorang Ahmadi di Rabwah. Katanya orang itu sedang berdiri didepan kedai penjual daging dan ia tengah membeli daging disitu. Tiba-tiba Sekretaris Mal lewat disitu. Melihat orang itu ada disana sedang membeli daging Sekretari Mal itu berhenti untuk mengingatkannya dan berkata kepadanya, katanya : “ Anda masih punya tunggakan candah ini dan itu.” Orang itu bertanya : “ Berapa tunggakan saya ?” Setelah dikasih tahu iapun langsung membayarnya sambil berdiri disitu. Dan daging yang sudah dipegang ditangannya itu dikembalikannya lagi kepada penjual daging itu sambil berkata : “ Hari ini kami tidak akan makan daging, akan makan seadanya saja!” Demikianlah seorang hamba Allah yang tidak bisa dikalahkan oleh syaitan. Sekalipun syaitan mengatakan : “ Apa yang sedang kamu lakukan ini, anak-anak kamu sedang menangis dirumah ingin makan dengan daging. Kamu membiarkan mereka dengan harapan kosong ?” Dengan karunia Allah swt bukan hanya seorang, namun beratus bahkan beribu banyaknya didalam Jema’at Ahmadiyah ini yang mempunyai contoh seperti itu. Bukan hanya meninggalkan makan daging, melainkan demi pengurbanan harta, mereka membiarkan diri mereka menahan lapar. Akan tetapi mereka tidak mau ketinggalan didalam pengurbanan harta. Selain itu ada juga yang mengurbankan jiwa atau nyawa mereka. Sejarah Jema’at penuh dengan kisah pengurbanan seperti itu. Sekarang di Pakistan ratusan orang telah menjadi sasaran korban pembunuhan dan tiba-tiba saja seorang Ahmadi telah menjadi sasaran peluru. Akan tetapi orang-orang Ahmadi yang menyerahkan diri kepada Allah swt, mereka tahu bahwa dengan perbuatan ini atau dengan mengerjakan amalan itu, dengan tinggal didaerah ini atau dengan lewat melalui jalan itu, dimanapun terdapat kemungkinan akan terjadi peristiwa kematian disebabkan mereka telah menjadi Ahmadi. Akan tetapi semata-mata kerana Allah swt, mereka tidak ragu-ragu lagi untuk melakukan pengurbanan dalam bentuk apapun. Didalam sejarah Ahmadiyah pengurbanan Hazrat Sayyed Abdul Latif Syahid dan Hazrat Abdurrahman Syahid dizaman Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah diperlihatkan kepada dunia, inilah Abdurrahman demi keridhaan Allah swt tidak merasa takut untuk mengurbankan nyawanya. Peristiwa pengurbanan seperti itu telah terjadi belasan kali didalam kehidupan orang-orang Ahmadi. Pengurbanan seperti itu bukan kerana terjadi serangan secara tiba-tiba mereka mengurbankan nyawa, atau kerana ada syarat-syarat tertentu, melainkan dengan keimanan yang tangguh sambil menghadapkan dada mereka dihadapan musuh mereka telah melakukan pengurbanan itu. Mereka telah menyerahkan jiwa raga mereka sebagai nazar kepada Allah swt.
Bagaimanapun Allah swt berfirman tentang Syaitan, bahwa syaitan kerjanya hanya menakut-nakuti orang mukmin supaya jangan melakukan pengurbanan. Kadang-kadang syaitan menakut-nakuti dengan mengatakan : “ Jika kamu kurbankan hartamu kamu akan menjadi miskin, kadang-kadang mengatakan, jika kamu kurbankan hartamu nanti anak-anak kamu tidak akan mampu melanjutkan sekolah, jika kalian melakukan pengurbanan jiwa-raga syaitan menakut-nakuti dengan nasib anak-anak yang akan ditinggalkan, bagaimana nanti keadaan nasib mereka akan terkatung-katung.
Pada zaman sekarang ini peranan keuangan juga dinyatakan sebagai tulang punggung. Maka orang-orang pencinta pengurbanan yang mengurbankan harta dan jiwa raga mereka ditakut-takuti dengan mengatakan bahwa sumber kehidupan bagi kamu dan anak keturunan kamu akan mengalami kehancuran. Akan tetapi mereka tidak bisa dipengaruhi oleh hasutan syaitan itu namun mereka terus saja melakukan pengurbanan tanpa berhenti. Orang mukmin tidak terpengaruh sedikitpun oleh hasutan syaitan. Selain itu banyak sekali macam-ragam pengurbanan yang dilakukan oleh orang-orang Ahmadi sekalipun ditakut-takuti oleh syaitan.
Terdapat juga contoh pengurbanan waktu. Setiap orang Ahmadi tahu bahwa, dengan karunia Allah swt, setiap orang Ahmadi yang telah betul-betul mengikatkan dirinya dengan Jema’at, ada saja waktu yang mereka kurbankan kepada Jema’at. Bukan hanya diwaktu diadakan ijtima atau diwaktu Jalsah Salanah saja orang-orang Ahmadi mengurbankaan waktu mereka, bahkan sangat banyak setiap hari Sabtu dan setiap hari Jum’ah, mereka kurbankan waktu mereka untuk kepentingan Jema’at dan untuk menunaikan sembahyang Jum’ah, mereka tidak menghiraukan tipu-daya syaitan yang berusaha menghalangi mereka. Akan tetapi banyak juga diantara para Ahmadi yang pada hari Jum’ah dan hari-hari Ied-pun tidak datang. Mereka mengurbankan ibadah-ibadah mereka dan keadaan sembahyang mereka demi kehidupan dunia dan hal itu patut disesalkan. Banyak bilangan orang-orang Ahmadi yang tidak menaruh perhatian kepada pentingnya pengurbanan dimasa ini. Hal ini bukan hanya disebabkan kemalasan beribadah kepada Allah swt, namun mereka telah menempakan diri terlalu sibuk didalam kegiatan perniagaan mereka. Diwaktu itu mereka tidak ingin mengurbankan waktu sekalipun untuk menunaikan kewajiban salat. Terhadap orang-orang semacam ini Tuhan berfirman : “ Syaitan menakut-nakuti kalian dengan berbagai macam cara, apabila kalian hendak melakukan pengurbanan apapun. Kadang-kadang menakut-nakuti dengan kemiskinan Syaitan menghalangi kalian agar jangan melakukan salat. Kadang-kadang dengan segala macam cara menghalangi kalian untuk berkurban.”
Sebagai seorang mukmin sejati Tuhan memberi peringatan agar kalian waspada dari godaan syaitan. Bagaimanapun Syaitan mempunyai berbagai macam cara yang selalu dipergunakan untuk menjauhkan manusia dari pada Tuhan. Allah swt berfirman : “ Syaitan menakut-nakuti kalian dengan kemiskinan dan menghalangi kalian untuk berkurban akan tetapi dari segi lain syaitan menggoda kalian untuk membelanjakan harta kalian untuk melakukan perbuatan keji. Orang-orang kaya sering membelanjakan harta mereka untuk perbuatan keji. Orang-orang dunia, orang-orang bukan mukmin yang kaya-raya membelanjakan harta mereka dalam perbuatan pesta-pora duniawi yang sia-sia, dalam perjudian, minuman keras dan perbuatan yang betul-betul tidak ada gunanya. Orang-orang yang mengikuti godaan syaitan membelanjakan harta mereka tidak terhitung banyaknya. Mereka tidak mau menyesal, sebab syetan membawa mereka kepada kesenangan dunia yang sifatnya sementara. Syaitan demikian halus cara menggodanya sehingga manusia menjadi lupa daratan sehingga tidak sadar bahwa mereka tengah melakukan perbuatan yang dosa bahwa mereka sedang menjadi murid-muri syaitan. Maka kepada orang-orang mukmin Allah swt berfirman :
tunduklah dihadapan Allah swt. Dan Allah swt menjanjikan pengampunan kepada kalian. Dia akan mema’afkan kesalahan dan dosa-dosa kalian yang telah dilakukan dimasa lampau. Dan dimasa depan Dia akan memberi taufiq kepada kalian untuk beramal saleh dan melakukan pengurbanan Dia akan menyediakan sarana untuk mema’afkan dan karunia bagi kalian. Dengan menggunakan lafaz ??????????didalam ayat diatas Allah swt memberi jaminan yang meyakinkan bahwa jika betul-betul bertaubah dengan sesungguhnya maka dosa-dosa kalian akan diampuni. Dan bukan hanya pengampunan bahkan Dia akan membuka pintu karunia juga bagi kalian sehingga kalian merasa hairan bahwa hal itu diluar dugaan kalian. Didalam ayat tersebut tipu daya syaitan yang diingatkan oleh Allah swt yaitu menakuti-nakuti manusia dengan faqar (kemiskinan), yakni syaitan menakut-nakuti bahwa dengan mengeluarkan pengurbanan manusia akan menjadi miskin dan akan menjadi sangat lemah seperti orang yang rusak tulang punggungnya sehingga tidak bisa berdiri dengan tegak lagi. Syaitan menakut-nakuti manusia bahwa akibat mengeluarkan pengurbanan akan menjadi lemah sehingga tidak mampu berdiri lagi. Akan tetapi Allah swt berfirman : “ Syaitan telah berkata dusta kepada kalian. Pada hari qiamat dia tidak akan mengaku atas perkataannya itu. Akan tetapi Allah swt berjanji kepada kalian bahwa Dia akan menyediakan sarana pengampunan bagi kalian.” Sebagai natijahnya didunia ini juga Tuhan akan menganugerahkan nikmat-nikmat-Nya kepada kalian. Dan dihari Akhir juga apa yang telah dijanjikan kepada hamba-hamba-Nya yaitu Dia akan menyelimuti hamba-hamba-Nya dengan selimut maghfirah-Nya akan disempurnakan-Nya.
Selain itu Syaitan mengajak kepada perbuatan keji. Akibat dari melakukannya didunia ini juga manusia terlibat didalam berbagai macam kesulitan. Manusia menjadi mangsa beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh beberapa jenis binatang. Banyak jenis kerusakan dan bahaya menimpa manusia yang menjadi musibah didunia ini juga dan diakhirat nanti akan menimpa berupa azab kepada manusia sebagai hukuman. Akan tetapi bagi seorang mukmin ada janji dari Allah swt bahwa Dia akan menganugerahkan karunia kepadanya dan karunia-Nya itu akan terus diingkatkan kepadanya. Dan pintu barkat-barkat-Nya akan selalu terbuka baginya. Hal itu akan membawa semangat kepadanya untuk mendekatkan diri kepada Allah swt baik didunia ini dan juga diakhirat nanti. Dan ia akan menjadi sarana untuk meningkatkan martabatnya. Allah swt berfirman : “Janji ini adalah janji Tuhan Yang Memiliki langit dan bumi. Dia adalah Waasi’ yakni Karunia-Nya tidak mengenal batas. Orang Ahmadi yang giat dan ta’at melakukan pengurbanan dia faham betul bahwa natijah dari setiap pengurbanan itu Allah swt menganugerahkan karunia-Nya yang melimpah sehingga ada diluar kemampuan fikiran-nya, dengan cara bagaimana Allah swt telah menolongnya. Allah swt menganugerahkan harta demikian luasnya kepada orang yang melakukan pengurbanan sehingga sering ada diluar jangkauan fikiran manusia.
Banyak orang-orang Ahmadi telah menulis surat kepada saya dan menjelaskan bagaimana karunia Allah swt telah melimpah turun kepada mereka sehingga diluar dugaan mereka. Begitu banyak Allah swt memberi barkat didalam pengurbanan jiwa raga, dalam pengurbanan harta sehingga anak-anak keturunan merekapun merasa hairan atas karunia-Nya itu. Banyak keluarga Ahmadi yang telah mendapat martabah syahid demi Jema’at. Dan kesalehan anak-anak mereka menjadi saksi akan martabah ayah mereka sebagai syahid. Dan martabah kesyahidan mereka itu dengan karunia Allah swt telah menjadi sebab turunnya banyak karunia dan barkat diatas keluarga mereka juga. Sehingga mereka telah menyaksikan betapa luasnya nikmat dan rahmat Allah swt Yang Waasi’ dan ‘Aleem itu. Dengan mengatakan Zat-Nya sebagai ‘Aleem, Tuhan telah mengingatkan kita bahwa Dia sangat mengetahui apa yang telah kita kurbankan dan mengetahui amal-perbuatan baik apa yang telah kita lakukan. Dimasa depan juga Allah swt Yang Waasi’ akan menganugerahkan barkat dan karunia-Nya demikian banyknya kerana amal saleh yang akan kalian lakukan untuk meraih keridhaan-Nya sehingga ada diluar perkiraan kalian. Jadi, hal itu semua adalah asas utama yang harus selalu kita ingat.
Selain itu bagaimana Allah swt menurunkan ihsan-Nya lagi terhadap hamba-hamba-Nya dapat kita saksikan bahwa istighfar kalian, taubah kalian amal saleh kalian dan pengurbanan kalian bukan hanya membuka sarana pengampunan kalian, melainkan Allah swt segera menugaskan para Malaikat untuk mendampingi hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertaubah itu serta mendampingi orang-orang yang sedang berusaha keras diatas jalan menuju Allah swt dan sedang memberi pengurbanan demi meraih keridhaan-Nya. Para Malaikat itu memohon ampunan bagi mereka. Sebagaimana Allah swt berfirman didalam surah Al Mu’min ayat : 8
Artinya : Mereka yang memikul ‘arasy dan mereka yang ada disekitarnya, mereka memuji kesucian Tuhan mereka, dan mereka beriman kepada-Nya dan mereka memohon ampunan bagi orang-orang yang beriman kata mereka : “ Hai Tuhan kami ! Engkau meliputi segala sesuatu dengan rahmat Engkau dan ilmu Engkau. Maka ampunilah mereka yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau, dan lindungilah mereka dari azab neraka.
Disini perkataan mereka yang memikul ‘arasy maksudnya adalah para Malaikat. Didalam surah Al Haqqah ayat 18 dikatakan bahwa pada Hari Qiamat delapan Malaikat akan memikul ‘arasy. Jadi pemikul Arasy maksudnya adalah para Malaikat atau sifat yang ditugaskan oleh Allah swt untuk memikulnya. Seperi yang tercantum didalam surah Al Fatihah sifat Rab, Rahman , Rahim dan Maliki Yaumiddin semua sifat-sifat ini sangat bermanfa’at bagi kehidupan manusia didunia ini. Dan semua sifat ini merupakan sifat-sifat asas Allah swt. Dan orang-orang yang beriman dan setelah beriman mereka memusatkan perhatian untuk bertaubah dan mereka runduk dihadapan Allah swt dan mereka giat beramal saleh, Malaikat-malaikat mendo’akan mereka khasnya para Malaikat yang ditugaskan oleh Allah swt untuk menjalankan sifat-sifat Allah swt itu. Setiap Malaikat yang tugasnya untuk menjalankan sifat yang bersangkutan dengan seseorang manusia dia mendo’akan hamba Tuhan dengan sifat itu. Dia memohon ampunan untuk orang-orang itu dari Allah swt yang setelah beriman dan mereka berusaha dengan sungguh-sunguh untuk mendapatkan kecintaan Allah swt dan sambil bertaubah dan beramal saleh selalu berusaha untuk meraih qurub atau kedekatan Allah swt. Dan mereka selalu menyelamatkan diri dari serangan-serangan syetan. Demikian juga para malaikat bertugas dibawah para Malaikat itu memohon ampunan bagi hamba-hamba-Nya itu sambil memikul sifat-sifat-Nya. Seolah-olah Allah swt menggerakkan Malaikat-Malaikat-Nya untuk memberi ganjaran sebanyak-banyaknya bagi amal saleh hamba-hamaba-Nya dan memerintahkan agar para Malaikat itu memohon ampunan bagi hamba-hamba-Nya itu secara berterusan. Dimana-hamba-hamba-Nya semakin banyak menerima ganjaran disana mereka mendapat taufiq dari Allah swt untuk melakukan amal-amal saleh disebabkan para Malaikat memohon ampunan bagi mereka.
Manusia adalah makhluk Allah swt yang penuh dengan kesalahan dan kesilapan. Jika kesalahan atau kesilapan terus dilakukan tanpa disengaja atau jika tergelincir melakukan suatu kejahatan tanpa disengaja, maka Malaikat yang ditugaskan itu akan berkata kepada Allah swt Yang rahmat-Nya dan kasih sayang-Nya sangat luas dan tidak mengenal batas itu supaya memberi pengampunan kepada mereka. Dan dimasa depan-pun sambil menta’ati hukum-hukum Engkau mereka akan mengambil bagian dari pangamphunan Engkau itu.
Disini rahmat disebutkan pada permulaan sesudah itu para Malaikat memohon do’a untuk pengampunan dosa. Anugerah pengampunan diterima karena rahmaat dari pada Engkau. Maka dengan meneruskan turunnya rahmat yang sangat luas itu akan selalu membuka pintu pengampunan Engkau. Ilmu Engkau sungguh sangat luas sekali !! Ilmu apapun yang terdapat didalam kalbu manusia Engkau mengetahui semuanya. Sekarang setelah mereka melakukan amal saleh apapun yang akan mereka lakukan dimasa datang, para Malaikat itu berkata ; Engkau mengetahuinya pula dan Engkau telah menguasai semuanya. Dan tentu Engkau tahu kemanapun mereka pergi atau terpleset kejalan sesat dan menjadi bahan bakar Jahannam. Akan tetapi mengingat kasih sayang Engkau yang maha luas kami berdo’a kepada Engkau untuk mengekalkan amal saleh mereka dan supaya mereka selalu menaruh perhatian kepada amal-amal saleh dan terhindar dari Jahannam. Dan jika rahmat Engkau turun kepada mereka tentu mereka akan selalu mendapat taufik dari Engkau untuk beramal saleh.
Jadi, itulah kemurahan Tuhan Yang Rahman dan Tuhan Yang Ghafurur Raheem Yang untuk menyediakan sarana pengampunan bagi manusia dan untuk menegakkan amal perbuatan salehnya menyediakan setiap jenis sarana dan kemungkinan. Jika terdapat perbuatan dosa hamba-Nya Dia memberi hukuman tidak melebihi batas perbuatan dosanya itu. Jika manusia berbuat kebaikan maka Dia memberi ganjaran sampai sepuluh kali lipat ganda besarnya. Jika hamba-Nya memberi pengurbanan dijalan-Nya maka Dia memberi pembalasan kepadanya sampai tujuh ratus kali lipatganda besarnya. Bahkan akan lebih besar lagi dari itu, kerana Dia adalah Tuhan Yang Waasi’ pembalasan-Nya tidak mengenal batas. Akan tetapi manusia begitu tidak bersyukurnya kepada penghargaan Tuhan itu, sehingga mereka meninggalkan Tuhan Yang Rahman dan Raheem itu Yang pembalasan-Nya begitu luas tidak mengenal batas, disebabkan terpengaruh oleh tipu daya Syetan, mereka bergegas kepada kenikmatan dunia yang sifatnya sementara.
Dan sebagai natijah dari do’a Nabi Musa a.s. Allah swt telah mengingatkan tentang rahmat-Nya dengan firman-Nya didalam surah Al ‘Araf ayat 157 sebagai berikut :
Artinya : Dan tuliskanlah bagi kami kebaikan didunia ini dan diakhirat nanti. Sesungguhnya kami telah mendapat petunjuk untuk kembali kepada Engkau. Berfirman Dia :” Aku akan timpakan azab-Ku kepada siapa yang Aku kehendaki, dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka, Aku akan menuliskannya bagi orang-orang yang bertaqwa dan mereka yang membayar zakat dan kepada mereka yang beriman kepada Tanda-tanda Kami.”
Sebagaimana telah saya jelaskan bahwa Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah bersabda bahwa kisah para Anbiya yang telah dipaparkan didalam Kitab Suci Alqur’an merupakan nubuwatan yang bakal terjadi dimasa datang. Maka apabila do’a-do’a beliau itu disebutkan didalam Alqur’an dan menerangkan tentang rahmat Allah swt diatas mereka maka rahmat itu sekarang juga telah tersebar seperti tersebarnya dimasa lampau. Namun hal itu boleh terjadi apabila manusia telah memenuhi syarat-syaratnya yang telah dijelaskan oleh Allah swt. Dan disamping mengingatkan rahmat-Nya yang sangat luas dan tidak terkira batasnya itu sehingga meliputi segala jenis benda, Allah swt mengingatkan manusia juga kepada maksud dan tujuan hidup mereka dialam dunia ini. Memang benar rahmat-Ku meliputi segala jenis benda, namun telah dipikulkan pula banyak sekali tanggung jawab didalam kehidupan kalian. Maka penuhilah semua tanggung jawab itu, dan jangan kalian mengikuti langkah-langkah syetan. Dan diantara tanggung jawab kalian adalah kalian harus berusaha giat untuk menjadi orang bertaqwa, menunaikan ibadah kepada-Ku, menanamkan kecintaan didakam kalbu kalian terhadap-Ku melebihi kecintaan terhada barang-barang lainnya, memberikan pengurbanan harta untuk menunaikan hak-hak kewajiban terhadap-Ku dan terhadap hamba-hamba-Ku dan kalian harus beriman terhadap Tanda-tanda-Ku.
Sesungguhnya kedatangan Utusan-utusan Allah swt kedunia juga adalah salah satu Tanda-tanda Allah swt juga. Sebab melalui mereka itu Allah swt memperlihatkan Tanda-tanda kekuasaan dan keagungan-Nya kepada dunia. Pada zaman sekarang juga kita menyaksikan bahwa bersamaan dengan kedatangan Hazrat Masih Mau’ud a.s. sebagai Asyiq Shadiq Hazrat Rasulullah saw kedunia Allah swt telah memulai mempertunjukkan rangkaian Tanda-tanada-Nya kepada dunia. Misalnya terjadinya gerhana bulan dan matahari dalam bulan suci Ramadhan yang telah disaksikan oleh dunia, kadangkala zahir dalam bentuk gempa-gempa bumi, kadangkala zahir dalam bentuk penyakit ta’un, selain itu kita saksikan berbagai macam penemuan barang-barang baru dizaman ini, tentang mana sebelumnya telah dinubuwatkan sebagai Tanda dari Tuhan yang sekarang sedang mendapat kesempurnaannya. Dan semua Tanda-tanda itu diperlihatkan oleh Allah swt kepada dunia setelah kebangkitan Hazrat Masih Mau’ud a.s. Untuk itu manusia diseluruh dunia telah mengakuinya.
Banyak terjadi gempa-gempa bumi dan telah tersebar penyakit-penyakit baru, sekalipun dizaman dahulu penyakit-penyakit itu juga pernah timbul namun dunia mengakui bahwa kejadian dizaman lampau tidak keras seperti yang tengah terjadi dimasa sekarang ini. Dan apabila seorang Utusan Tuhan telah mengumumkan bahwa semua peristiwa itu akan terjadi dan akan terjadi untuk memperkuat kebenaran penda’waanku, maka hal itu menjadi Tanda yang khas bagi dunia. Maka Allah swt berfirman : “Perhatikanlah Tanda-tanda-Ku itu, percayalah kepadanya dan berimanlah kepada Utusan-Ku, janganlah menolak-nya. Maka rahmat-Ku akan turun dengan sangat luas sekali diatas kalian, bahkan rahmat-Ku akan berterusan tersebar diatas kalian.” Dan hal itu pasti akan nampak jelas kepada mereka yang sedang giat melakukan amal-amal saleh. Selain itu Allah swt adalah Malik, siapa yang Dia sukai Dia turunkan rahmat diatasnya, siapa yang Dia sukai Dia turunkan azab diatasnya. Dan siapa yang Dia sukai Dia anugerahkan pengampunan kepadanya. Akan tetapi kekuasaan Rahmat-Nya itu telah meliputi sega sesuatu, oleh sebab itu semua hamba-hamba-Nya harus mengharapkan agar Dia menurunkan pengampunan-Nya namun merekapun harus mengamalkan hukum-hukum-Nya juga. Bukanlah pekerjaan seorang mukmin yang benar jika apa yang telah diwajibkan kepadanya lalu ia meninggalkannya, sebab ia mengira bahwa rahmat Tuhan itu sangat luas dan tidak terkira, tentu Dia akan mengampuni-nya sekalipun ia berbuat dosa sekehendak hatinya. Perbuatan demikian sungguh perbuatan orang dungu dan bodoh, dan dia tidak memahami sifat-sifat Allah swt.
Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah menjelaskan : “ Dari ayat itu kita maklum bahwa rahmat Tuhan adalah ‘aam dan sangat luas sedangkan sifat adil-Nya timbul dalam situasi yang khas. Yakni sifat ini setelah melampaui batas undang-undang Tuhan barulah ia menunjukkan hak-kewajibanya. Memang tidak ragu-ragu lagi bahwa rahmat Tuhan itu sangat luas sekali akan tetapi kemarahan Tuhan juga berkobar yang nampak dibawah sifat adil-Nya, lalu ia mengeluarkan keputusan dengan keadilan. Sehingga nampak keistimewaan sifat-Nya itu. Dan apabila manusia melanggar undang-undang Tuhan dan perlakuannya telah melampaui batas maka pada waktu itulah sifat adil-Nya itu akan menunaikan hak dan kewajibannya. Maka Allah swt Yang menguasai undang-undang kekuasaan-Nya dibawah undang-undang-Nya itu menjatuhkan hukuman terhadap orang yang melampaui batas itu. Oleh sebab itu Dia tidak memberi rhmat begitu saja kepada orang-orang yang berdosa, melainkan terhadap orang-orang yang bertaqwa, terhadap para pembayar zakat, dan beriman kepada Tanda-tanda Allah swt, tentang mereka itu semua berfirman : “ Rahmat-Ku wajib turun diatas mereka itu semua” Jadi tugas seorang mukmin adalah berusaha terus-menerus untuk meraih rahmat itu dan harapkanlah rahmat yang sangat luas dari Tuhan Yang Waasi’. Untuk itu semoga Allah swt memberi taufiq kepada kita semua. Amin !!
Alihbasa langsung dari Audio Urdu oleh Hasan Basri

Tidak ada komentar:

Jubilee Khilafat

Love For All...

Ayaddahu Biruhil Qudus

Harap Kembali, pintu selalu terbuka.

Jazakumullah ahsanal jaza... Terimakasih atas kunjungannya, semoga diberkahi dan lain kali berkunjung kembali.