Kali ini saya 'copas'kan dari ICRP mengenai permasalahan tentang Advent Tidak Merayakan Natal.
Oleh : Chris Poerba “Tapi hari ketujuh adalah hari Tuhan Allah-mu. Jadi hari ketujuh adalah kepunyaan Allah. Tapi itu kan belum menjelaskan hari ketujuh itu hari apa. Hari Sabbath
itu hari apa? Karena itu belum menunjukkan hari ketujuh itu hari apa di
dalam kalender kita. Maka menghitungnya dimulai dengan hari Minggu itu
menjadi hari yang pertama, hari Senin hari kedua, hari ketiga sebagai
hari Selasa, hari Rabu adalah hari yang ke-empat, Kamis sebagai hari
kelima, Jumat adalah hari ke-enam dan Sabtu adalah hari ketujuh. Jadi
hari ketujuh atau hari Sabbath itu jatuh pada hari Sabtu”, ujar
Sinaga, saat menjelaskan mengapa Kristen Advent melangsungkan ibadahnya
pada hari Sabtu dan bukan Minggu. Sinaga, yang diundang sebagai
narasumber Sekolah Agama ICRP, pada tanggal 30 November itu, mengatakan
kalau Kristen Advent menghitung hari Sabtu sebagai hari Sabbath, karena menyakini Yesus bangkit dari alam kuburnya di hari Minggu. Sehingga hari Minggu dihitung sebagai hari yang pertama.Orang Samosir
Niemand Sinaga adalah seorang pendeta dari Gereja Kristen Masehi Advent Hari Ketujuh, yang gereja-nya terdapat di bilangan jalan Salemba. Hari Sabbath bagi umat Kristen Advent, yang dirayakan pada hari Sabtu ini, yang membuat banyak orang yang bertanya, “Mengapa ibadahnya mirip seperti hari Sabbath-nya orang Yahudi?”
Namun Pendeta Niemand, yang kampungnya di pulau Samosir, menepis hal itu, menurutnya sebelum adanya orang-orang Yahudi, maka hari Sabbath itu sudah ada dulu. Karena hari Sabbath ini memang berasal dari Tuhan. “Jadi kami tidak ikut-ikutan dengan orang Yahudi, tapi kami mengikuti apa yang disampaikan oleh Tuhan”, kata beliau. Namun Advent tetaplah Kristen, makanya bapak pendeta ini mengutip kitab Lukas 4 ayat 16, dengan penekanan bila Yesus Kristus adalah anak Allah, dan setiap hari Sabbath Yesus juga masuk ke dalam rumah ibadah. Terkait dengan ibadah ini, Kristen Advent juga mengacu pada kitab Matius 2 ayat 27, yang mendasarkan bahwa hari Sabbath untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabbath. Sehingga hari Sabbath tetaplah kudus namun bukanlah yang paling utama.
Babi hutan
Kristen Advent memang sedikit berbeda dengan kekristenan yang mainstream, yang umumnya cukup kita kenal. Selain memiliki ajaran untuk beribadah setiap hari Sabtu dan bukan Minggu, mereka juga memiliki ajaran untuk berpantangan terhadap jenis makanan tertentu. Perihal mengenai makanan yang boleh dan yang haram untuk dimakan, mereka berpegang pada kisah Nuh yang memiliki nubuat perjanjian dengan Tuhan, saat detik-detik air bah akan menenggelamkan bumi. Nuh yang membangun bahteranya selama 120 tahun, di dalam Kejadian pasal 7 ini mengadakan perjanjian dengan Allah, bunyi pasal itu, “Segala binatang yang tidak haram haruslah kamu ambil tujuh pasang baik jantan maupun betina, sedangkan yang haram diambil satu pasang saja”, jadi menurut Sinaga, “Nuh sudah mengenal yang mana binatang yang halal dan yang mana yang haram.”
Dalam kitab Kejadian ini pun, pada pasal 11 ayat 1, binatang yang halal adalah, binatang yang berkaki empat, yang berkuku belah, bersela panjang dan memamah biak adalah binatang yang boleh untuk dimakan. Kalau mau dihitung hewan apa saja yang pantang di makan maka bisa kita dapati seperti pelanduk, kijang, rusa, kelinci dan babi, baik itu babi hutan maupun yang dipelihara. Binatang-binatang ini tidak hanya dagingnya saja yang haram namun bangkai hewan tersebut juga haram adanya. Terkait dengan haramnya memakan daging babi, yang hampir serupa dengan kaum Muslim, maka Advent mengacu pada kitab Yesaya 6 ayat 17, yang menyatakan bila babi serta tikus mereka semua akan lenyap sekaligus.
Selain memiliki pantangan untuk memakan hewan-hewan yang hidupnya di darat, Kristen Advent juga memiliki pantangan untuk memakan segala hewan yang hidup di air terutama ikan-ikan yang tidak bersisik dan bersirik. Sinaga lalu meminta para peserta Sekolah Agama untuk mengira-ngira hewan air apa saja yang dinyatakan haram. Satu-persatu lantas menyebutkan ikan seperti lele, belut, cumi-cumi, kepiting, tiram, labi-labi, kura-kura, ikan paus, ikan hiu juga kerang.
Namun ada yang menarik dari ajaran-ajaran Advent ini, karena selain memiliki pantangan ternyata juga memiliki penafsiran terhadap yang lain, yang mereka anggap sesat. Sinaga mengatakan, “Di waktu-waktu kemudian akan ada orang yang murtad, yang termasuk orang-orang itu adalah orang-orang yang tadinya berada di jalan yang benar namun akhirnya berubah.” Jadi murtad menurut Kristen Advent adalah seseorang yang tadinya berada di jalan yang benar namun akhirnya mengikuti ajaran-ajaran yang lain.
Yang termasuk sesat adalah bila ada ajaran-ajaran yang menyatakan kalau ada hewan yang seharusnya memang halal untuk dimakan, seperti kambing, sapi dan kerbau, namun kemudian dinyatakan haram. Melarang memakan hewan yang halal adalah yang sesuatu yang sesat. Ini yang sedikit banyak membedakan dengan Kristen yang lain, Kristen Protestan pada umumnya. Ajaran umum yang dipegang oleh gereja mayoritas yang lainnya adalah sesuatu itu menjadi haram, hanya kalau makanan yang sudah masuk mulut dan kemudian keluar lagi dari mulut dan kemudian dinajiskan. Itulah yang haram. Gereja lain tidak memiliki pantangan dalam jamuan makan-memakan, hanya saja kalau makan jangan sampai muntah. Hal ini sesuai dengan kitab Matius 11 ayat 15.
Namun perihal sesat ini, menurut Sinaga, juga tidak ada hubungannya dengan tradisi dari Yahudi. Beliau mencontohkan tradisi Yahudi yang mengharuskan terlebih dulu mencuci tangan sebelum makan. Biasanya mereka, orang-orang Yahudi, menajiskan mereka-mereka yang makan tanpa cuci tangan terlebih dulu. Menurut Niemand Sinaga, perihal mencuci tangan ini sudah tidak identik lagi dengan tradisi Yahudi.
Pecel lele
Terakhir, Advent pun tidak mengenal Natal, “Advent tidak merayakan Natal, kan itu tidak disuruh dalam Alkitab, kalau kita harus merayakan Natal. Biasanya Natal kan dirayakan pada tanggal 25, tapi itu kan masih diperkirakan kalo tanggalnya segitu dan tidak ada seorang pun yang tahu”, Sinaga memberikan alasannya mengenai tidak adanya perayaan Natal tersebut. Selain Natal maka baptisan bagi orang Kristen Advent harus dilakukan kepada orang yang sudah percaya kepada firman Tuhan terlebih dulu. Sehingga baptisan memang tidak diperuntukkan kepada anak kecil.
Ketika Sinaga ditanya, mengapa rokok menjadi sesuatu yang dilarang, mengingat rokok belum pernah ada jaman dulu dan tidak tertulis di Alkitab. Jawabannya senada dengan jawaban yang diberikan oleh Kristen yang lainnya, kalau rokok dapat mengotori tubuh kita yang semestinya adalah bait suci hanya untuk Allah. Akhir kata, setelah seorang peserta Sekolah Agama menanyakan, bagaimana bila semua pantangan itu tidak dapat di taati, seperti misalnya ibadah yang dilakukan setiap hari Sabtu, padahal hari Sabtu bukanlah hari libur nasional. Nyatanya hal itu tidak menjadi masalah bagi para umat Kristen Advent, mereka tetap memilih untuk tetap beribadah di hari Sabtu dan tidak melakukan aktivitas yang lain di sakral itu.
Kitab Yohannes 14 ayat 15, yang di dalamnya Yesus berkata, “Jika kamu mengasihi aku turutlah perintahku.” Kitab ini menjadi acuan bagi kita bersama, yang dalam hal ini, maka Advent mengasihi Yesus dengan cara yang mereka yakini sendiri. Jadi bila kita mempunyai teman dari Kristen Advent janganlah kita mengajak mereka untuk makan pecel lele. Tak elok rasanya. *)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar