INILAH.COM, Jakarta - Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) memaparkan situasi dan perkembangan isu kepada seluruh
duta besar di Indonesia.
Di hadapan 128 perwakilan negara tersebut, SBY membahas berbagai isu, termasuk agama. SBY mengungkapkan keanekaragaman budaya, agama, dan etnis, menjadi ciri bangsa ini. Pemeliharaan kerukunan rakyat antaretnis dan budaya dalam beragama juga menjadi perhatian pemerintah, meski kerap kali terjadi konflik.
Namun SBY menegaskan pemerintah mengakomodir kebebasan rakyat untuk beribadah sesuai dengan keyakinannya. Termasuk bagi rakyat Indonesia penganut Ahmadiyah, pemerintah berjanji akan memfasilitasinya. "Ahmadiyah, negara tidak melarang tetapi negara mengatur," ujar SBY di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (15/2/2012).
Ketika ajaran agama masuk ke Tanah Air dan diyakini oleh sekelompok masyarakat, kata SBY, maka tugas negara mengakomodir dan menjamin hak-hak tiap warga negara untuk menjalankan ajaran keyakinan yang dianutnya.
"Ketika ada ajaran yang berbeda, itu harus mendapatkan keyakinan dan itu tugas negara menata dan mengaturnya agar tidak terjadi benturan. Jadi saya mengatakan we do regulate, semua untuk kebaikan," kata SBY.
Kendala Ahmadiyah dan pengikut keyakinan-keyakinan yang kurang menonjol, menurut SBY, karena permasalahan perizinan sarana ibadah dan distorsi pemahaman dengan masyarakat sekitar. "Ini sebetulnya masalah perizinan, masalah dengan masyarakat lokal. Kami terus mengelola dengan pendekatan hukum dan sosial," kata SBY. [bar]