Khotbah Jum’at
Sayyidina Amirul
Mu’minin
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
Khalifatul Masih
al-Khaamis ayyadahulloohu ta’ala
binashrihil ‘aziiz
Tanggal 21 Tabuk 1391 HS/September 2012
Di Masjid
Baitul Futuh, Morden, London, UK
Menjunjung Tinggi Kehormatan dan Cinta Sejati untuk Nabi Muhammad
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam; Menanggapi
Fenomena Aksi dan Reaksi atas Film ‘The Innocence of Muslims’
Musuh-musuh Islam telah membuat film yang bersifat sia-sia dan menyerang
pribadi Hadhrat Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam dan dengan penuh keaniayaan di dalam film itu
diperlihatkan penghinaan terhadap beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam yang atas hal itu wajarlah setiap Muslim merasa sedih dan
marah.
Film yang sangat menghina wujud agung pengkhidmat kebajikan umat manusia
ini sungguh telah membuat hati semua umat Muslim berlumuran darah karena luka
tertusuk olehnya. Hal itu telah lebih menyakitkan hati para Ahmadi, dibanding
yang lain, sebab kita telah menerima Asyiq
Shadiq dan Ghulam Shadiq (pencinta
dan hamba sejati) Hadhrat Rasulullah saw, yang telah memberi penjelasan dan
pengertian kepada kita tentang kedudukan dan martabat agung Hadhrat Rasulullah
saw. Hati kita semua terasa perih karena tersayat oleh perbuatan mereka yang
sangat jahat dan keji itu sehingga perasaan kita semua betul-betul hancur-luluh
dan terluka parah karenanya. Kita bersujud di hadapan Allah Ta’ala dan berdoa semoga Dia membalas
pelaku kezaliman itu. Semoga Dia menghancurkan mereka sehingga menjadi tanda
pelajaran bagi manusia dan menjadi contoh sampai akhir dunia.
Orang-orang Muslim lainnya juga, sesuai dengan perintah dan ajaran Allah Ta’ala, harus tanggap dan mengadakan
reaksi dengan membaca durood syarif (shalawat) sebanyak-banyaknya terhadap
Hadhrat Rasulullah saw sehingga suasana lingkungan dan tempat tinggal mereka
menggema dengan suara durood itu.
Inilah reaksi [yang seharusnya]. Mengadakan reaksi dengan merusak dan
menghancurkan atau membakar harta milik bangsa di negeri sendiri atau melakukan
pembunuhan terhadap bangsa sendiri adalah sia-sia belaka; atau keluar
melancarkan demonstrasi di jalan-jalan sambil melakukan protes sehingga Polisi
pun terpaksa melepaskan tembakan dalam suasana rusuh seperti itu; mereka
terpaksa membunuh bangsa mereka sendiri.
Adalah hal yang sangat penting untuk keamanan dunia dan hal itu harus
dimasukkan sebagai bagian dari piagam PBB bahwa negara anggota PBB mana pun
tidak akan mengizinkan warganya mempermainkan perasaan-perasaan keagamaan orang
lain. Tidak diizinkan merusak perdamaian dunia
dengan alasan kebebasan berpikir.
Perkataan buruk dan penghinaan mereka sama sekali
tidak menimbulkan dampak dalam corak dan bentuk apapun terhadap kemuliaan dan
kehormatan Nabi Suci saw. Beliau adalah Nabi Agung yang Allah Ta’ala sendiri dan para Malaikat-Nya
menyampaikan salam dan shalawat
kepadanya. Maka adalah kewajiban setiap orang Mu’min untuk selalu sibuk
menyampaikan shalawat dan salam
kepada beliau saw. Dan apabila musuh-musuh Islam melancarkan penghinaan
terhadap beliau saw maka orang-orang Mu’min harus menyampaikan shalawat dan salam kepada beliau saw
lebih banyak dari sebelumnya.
Jika orang-orang Muslim betul-betul paham betapa pentingnya eksistensi
(keberadaan) mereka itu maka sebuah inqilaab atau revolusi besar dapat
diciptakan diatas dunia. Mereka
dapat merumuskan suatu undang-undang di negeri-negeri mereka untuk menghormati
sentimen agama. Namun sangat malang sekali mereka tidak mempunyai perhatian
terhadap hal ini.
Dua Syuhada dari kota Karachi,
Mukarram Nawid Ahmad Shahib bin Mukarram Tsanaullah Shahib dan Mukarram
Muhammad Ahmad Shiddiqi Shahib bin Mukarram Riyadh Ahmad Shiddiqi. Dzikr Khair dan shalat jenazah ghaib
untuk para almarhum.
بِسْمِ اللّٰهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Khotbah Jum’at
Sayyidina
Amirul Mu’minin
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
Tanggal 21 Zhuhur 1391 HS/Agustus 2012
Di Masjid Baitul Futuh, London.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا
اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ
وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ فأعوذ بِاللّٰهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١) اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ (٢) الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (٣) مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ (٤)
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ (٥) اِهْدِنَا الصِّرَاطَ
الْمُسْتَقِيْمَ (٦) صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ
وَلا الضَّالِّيْنَ (٧)
اِنَّ اللّٰہَ وَ مَلٰٓئِکَتَہٗ یُصَلُّوۡنَ عَلَی النَّبِیِّ ؕ
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا صَلُّوۡا عَلَیۡہِ وَ سَلِّمُوۡا
تَسۡلِیۡمًا ﴿۵۶﴾
اِنَّ
الَّذِیۡنَ یُؤۡذُوۡنَ اللّٰہَ وَ
رَسُوۡلَہٗ لَعَنَہُمُ
اللّٰہُ فِی الدُّنۡیَا وَ
الۡاٰخِرَۃِ وَ اَعَدَّ لَہُمۡ عَذَابًا مُّہِیۡنًا ﴿۵۷﴾ا
Terjemahan ayat-ayat ini: “Sungguh! Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk
Nabi. Hai orang-orang mukmin, bershalawat kamu untuknya dan ucapkankanlah salam penghormatan baginya. Sungguh! Orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah mengutuk mereka di
dunia dan di akhirat, dan Dia menyediakan bagi mereka azab yang menghinakan.”[2]
Hari-hari ini
gelombang kemarahan yang sangat keras telah melanda dunia umat Muslim, baik
yang tinggal di negara-negara Muslim sendiri, maupun
orang-orang Muslim yang tinggal di berbagai negara di
seluruh dunia sebagai reaksi terhadap unsur-unsur anti
Islam yang melakukan penghinaan yang sangat keras dan biadab. Dalam hal ekspresi kemarahan
dan kesedihan umat
Islam bisa dikatakan beralasan dalam hal ini. Umat
Islam itu apakah mereka telah
betul-betul mempunyai pengertian yang tepat atau tidak mengenai martabat
Hadhrat Rasulullah saw, namun mereka selalu siap-sedia
mengorbankan jiwa raga mereka demi membela
kehormatan dan nama baik Hadhrat Rasulullah saw. Musuh-musuh Islam telah membuat film yang bersifat
sia-sia dan menyerang mengenai Hadhrat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang dengan penuh keaniayaan di
dalam film itu diperlihatkan penghinaan terhadap beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang atas hal itu wajarlah setiap
Muslim merasa sedih dan marah.
Beliau
(saw) yang adalah muhsin insaniyyat
(dermawan
kemanusiaan),
rahmat bagi seluruh alam dan kekasih
Allah Ta’ala; yang terjaga sepanjang malam dengan hati risau karena memikirkan
umat manusia; yang demi keselamatan umat manusia dari kehancuran mencurahkan
kepedihan hati kepada-Nya sehingga Tuhan Pemilik Arasy pun bertanya kepada
beliau saw dalam firman-Nya bahwa akankah diri beliau saw demikian bersedih
hingga memasukkan diri beliau saw dalam
kebinasaan untuk orang-orang yang tidak mau mengenal Pencipta mereka. [3] Film yang sangat menghina wujud
agung pengkhidmat kebajikan umat manusia ini sungguh telah membuat berlumuran
darah hati semua umat Muslim karena luka tertusuk olehnya. Hal itu telah lebih
menyakitkan hati para Ahmadi dibanding mereka, sebab kita telah menerima Asyiq Shadiq dan Ghulam Shadiq (pencinta dan hamba sejati) Hadhrat Rasulullah saw,
yang telah memberi penjelasan dan pengertian kepada kita tentang kedudukan dan
martabat agung Hadhrat Rasulullah saw.[4] Hati kita semua terasa perih karena
tersayat oleh perbuatan mereka yang sangat jahat dan keji itu sehingga perasaan
kita semua betul-betul hancur-luluh dan terluka parah karenanya. Kita bersujud
di hadapan Allah Ta’ala dan berdoa
semoga Dia membalas pelaku kezaliman itu. Semoga Dia menghancurkan mereka
sehingga menjadi tanda pelajaran bagi manusia dan menjadi contoh sampai akhir dunia.
Pengertian dan penjelasan yang telah
diberikan oleh Imam Zaman kepada kita mengenai cinta kepada Rasulullah saw
adalah demikian rupa bahwa kita dapat berlaku damai dengan binatang-binatang
buas atau ular-ular berbisa penghuni hutan belantara, namun kita tidak dapat
berdamai dengan mereka yang keras kepala dalam melakukan penghinaan dan
permusuhan terhadap Aqa o Maula (Majikan
dan Junjungan) kita, Hadhrat Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Hadhrat Khatamul Anbiya.
Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda,
"Orang-orang Muslim adalah mereka yang
menyerahkan jiwa raga mereka demi kehormatan Nabi mereka yang mulia saw dan
mereka menganggap lebih baik mati dari pada berdamai dan bersahabat dengan
orang-orang yang perbuatannya siang-malam mencaci-maki Nabi mereka yang mulia
saw dan menyebut nama beliau saw dengan sangat melecehkan didalam
majalah-majalah, buku-buku dan selebaran mereka serta mengatakan tentang beliau
dengan kata-kata yang merendahkan.” Beliau
as bersabda, “Ingatlah! Orang-orang demikian itu
bukanlah orang-orang yang berniat baik (tulus-ikhlas) bagi bangsa mereka
sendiri sebab mereka telah menaburkan duri penghambat diatas jalan mereka. Saya
berkata dengan sesungguhnya bahwa adalah mungkin bagi kita untuk berdamai
dengan binatang-binatang buas atau ular-ular berbisa penghuni hutan belantara,
namun kita tidak mungkin berdamai dengan orang-orang yang tidak mau berhenti
berkata-kata buruk tentang keagungan para nabi suci Tuhan. Mereka menganggap
dengan menggunakan kata-kata penghinaan dan bahasa buruk adalah sebuah
kemenangan, padahal tiap-tiap kemenangan itu datangnya dari Langit.” Bersabda,
“Orang-orang yang bertutur kata suci-bersih, melalui keberkatan pembicaraan
mereka yang suci murni akan memenangkan hati dan pikiran manusia, sedangkan
mereka yang bermoral rendah tidak memiliki suatu kemampuan apapun kecuali
menciptakan kerusuhan dan pertengkaran di dalam negara dengan cara yang sangat
kacau...” Bersabda: “Pengalaman juga menjadi saksi bahwa akhir kehidupan
orang-orang yang berkata-kata buruk seperti itu tidaklah baik. Ghairat
(penghormatan) Tuhan pada akhirnya diperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya yang
Dia cintai.” [5]
Pada zaman ini selain dari
suratkabar-suratkabar dan pamflet-pamflet, sarana-sarana media lainnya juga
digunakan untuk melakukan perbuatan vulgar itu. Orang-orang itu disebabkan
permusuhan mereka; sesungguhnya mereka sedang menentang Tuhan. Mereka akan
menerima hukuman Allah Ta’ala, insya
Allah. [Sebabnya,] dalam permusuhan dan kedegilan mereka, mereka tetap
terus melakukan perbuatan yang keterlaluan itu.
Peristiwa pada tahun 2006 yang silam,
ketika di Denmark orang-orang berakhlak jahat membuat karikatur yang vulgar
tentang Hadhrat Rasulullah saw, maka pada waktu itu saya telah mengarahkan
perhatian Jemaat supaya memperlihatkan reaksi yang wajar dan tepat maka waktu
itu pula saya telah berkata bahwa orang-orang zalim itu tidak akan berhenti
sampai di situ bahkan akan terus melanjutkan aksi jahat mereka di masa yang
datang. Protes keberatan dan lain sebagainya yang datang dari kaum Muslimin
tidak berdampak apa-apa bagi mereka bahkan gerakan mereka di masa selanjutnya
terus berlanjut. Sekarang kita tengah menyaksikan perbuatan mereka itu lebih
besar dan lebih jahat lagi dari yang sudah lalu dan selangkah demi selangkah
jalan inilah yang mereka tuju.
Ini
adalah kekalahan mereka melawan Islam yang memaksa mereka untuk menjadi ofensif (bersifat menyerang) atas nama kebebasan
berpikir.
Sebagaimana Hadhrat Masih Mau’ud as
telah sabdakan, “Ingatlah! Mereka itu bukanlah orang-orang yang berniat baik
bahkan bagi bangsa mereka sendiri.” Perihal ini akan terbuka di depan bangsa
mereka sendiri. Akan jelas bagi mereka bahwa perbuatan vulgar yang sekarang
mereka lakukan itu akan merugikan bagi bangsa mereka dikarenakan mereka itu
mementingkan diri sendiri dan zalim. Selain memenuhi hasrat mereka, mereka
tidak berminat melakukan hal lainnya.
Sekarang
atas nama kebebasan berbicara, para politisi dan yang lainnya, di berbagai
tempat baik secara terbuka maupun tertutup, berbicara tentang orang-orang ini,
beberapa juga berbicara untuk kaum Muslim. Tetapi harus diingat bahwa dunia ini
sekarang seperti sebuah global village (kampung global), dan jika kejahatan tidak secara terbuka disebut kejahatan,
hal ini juga dapat menghancurkan ketenangan negara-negara. Pada
saat ini atas nama kebebasan berbicara para ahli politik dan golongan
masyarakat lainnya juga, berbicara bebas secara terbuka di tengah-tengah
masyarakat awam mendukung mereka juga, bahkan kadangkala diantara mereka
berbicara membela hak orang-orang Muslim juga. Namun ingatlah! Bahwa keadaan
dunia sekarang ini sudah merupakan sebuah global
village, apabila keburukan sudah tidak dianggap sebuah keburukan lagi maka
hal itu dapat menghancurkan keamanan berbagai negara di dunia.
Harus diingat apa yang dikatakan oleh
Hadhrat Imam Zaman as, "إن كل فتح يأتي من السماء" ‘ing
kullu fat-hin ya-ti minas samaa-i’ bahwa setiap kemenangan datangnya dari Langit dan
Langit pun telah memutuskan, “Rasul yang kalian sedang berusaha
menghina-dinakannya; dia akan meraih kemenangan diatas dunia.” Kemenangan; seperti
Hadhrat Masih Mau’ud as sabdakan ialah beliau saw akan meraih kemenangan dengan
menaklukkan hati manusia. Sebab, perkataan yang suci sangat berkesan di hati
dan tidak memerlukan tindakan ekstremis atau perkataan buruk dibalas dengan
perkatan buruk lagi. Perkataan kasar dan buruk yang mereka mulai melakukannya
itu insya Allah akan diakhiri. Dan kemudian Tuhan akan mengambil tindak-balas
terhadap orang-orang seperti itu di hari kemudian.
Didalam ayat-ayat yang telah saya
tilawatkan pada permulaan khotbah ini, Allah Ta’ala mengingatkan orang-orang Mu’min terhadap kewajiban mereka,
yaitu mengirim shalawat dan salam
kepada Rasul saw ini. Perkataan buruk dan penghinaan mereka sama sekali tidak
menimbulkan dampak dalam bentuk apapun terhadap kemuliaan dan kehormatan Nabi
Suci saw. Beliau adalah Nabi Agung yang Allah Ta’ala sendiri dan para Malaikat-Nya menyampaikan salam dan shalawat kepadanya. Maka adalah
kewajiban setiap orang Mu’min untuk selalu sibuk menyampaikan shalawat dan salam kepada beliau saw.
Dan apabila musuh-musuh Islam melancarkan penghinaan terhadap beliau saw maka
orang-orang Mu’min harus menyampaikan shalawat
dan salam kepada beliau saw lebih banyak dari sebelumnya.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ
باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Allahumma sholli ‘ala Muhammadin wa’ala aali Muhammadin kama
shollaita ‘ala Ibraahiima wa’ala aali Ibraahiima innaka Hamidum Majid.
Allahumma baarik ‘ala Muhammadin wa’ala aali Muhammad kama baarakta ‘ala
Ibraahiima wa’ala aali Ibraahiima innaka Hamidum Majid. – “Ya
Allah, berkatilah Muhammad dan umat Muhammad, sebagaimana Engkau memberkati
Ibrahim dan umat Ibrahim. Engkau Maha Terpuji, Maha Agung. Ya Allah,
limpahkanlah kebaikan kepada Muhammad dan umat Muhammad, sebagaimana Engkau
melimpahkan kebaikan kepada Ibrahim dan umat Ibrahim. Engkau Maha Terpuji, Maha
Agung.” [6]
Shalawat inilah dan Nabi inilah yang kemenangannya diatas
dunia telah ditetapkan.
Maka
dimana saja
seorang Ahmadi Muslim merasa sedih,
gelisah dan marah
atas tindakan vulgar yang mereka lakukan terhadap beliau saw itu, maka di sana di tempatnya
atau di negerinya
masing-masing hendaknya
harus berusaha keras untuk mengingatkan
si pelaku kekejian tersebut agar menghentikan
perbuatannya dan menasihati para pemegang
otoritas agar menghentikan mereka itu. Dari sudut
pandang duniawi, seorang
Ahmadi harus berusaha memberitahukan kepada dunia hakikat yang sebenarnya sebagai penentangan terhadap
persekongkolan kezaliman ini. Perlihatkanlah aspek-aspek keindahan suri teladan
Hadhrat Rasulullah saw kepada mereka. Setiap Ahmadi laki-laki maupun perempuan
harus berusaha mengamalkan indahnya suri teladan Rasulullah saw dalam setiap
amal kehidupannya sehari-hari, kemudian menunjukkan gambaran keindahan ajaran
Islam dan keteladanan beliau saw secara praktis kepada dunia. Ya, bersamaan
dengan itu sebagaimana telah saya katakan kita harus menaruh perhatian penuh
lebih dari sebelumnya kepada shalawat
dan salam [kepada Junjungan kita Muhammad saw]. Laki-perempuan, tua-muda dan
anak-anak juga harus banyak membaca shalawat
dan salam sehingga suara mereka menggema keluar ruang angkasa raya. Mereka
harus meningkatkan amal-saleh sesuai contoh praktis ajaran Islam. Itulah reaksi
yang indah yang harus kita tunjukkan kepada dunia.
Ayat kedua firman Allah Ta’ala yang telah saya tilawatkan pada
permulaan khotbah ini melukiskan akhir kesudahan para pelaku kejahatan yang
menyampaikan hinaan terhadap rasul atau orang-orang yang menyusahkan hati
orang-orang mu’min hakiki di zaman
ini dengan cara menghina beliau saw; mereka akan berurusan dengan Tuhan
sendiri. Atas mereka turun laknat Allah Ta’ala di dunia ini dan disebabkan
laknat ini mereka akan terus berlanjut membenamkan diri dalam kotoran dan
kekejian. Dan setelah mati di hari Akhirat nanti Allah Ta’ala memutuskan bagi mereka azab yang menghinakan sekali. Hadhrat
Masih Mau’ud as bersabda mengenai bahasan ini bahwa akhir kehidupan mereka yang
menggunakan bahasa keji sangatlah tidak baik. Di kehidupan dunia ini mereka
menerima nasibnya dalam corak sebagai penerima kutukan Allah dan selanjutnya di
akhirat mereka akan menerima azab yang menghinakan.
Orang-orang Muslim lainnya juga, sesuai dengan perintah
dan ajaran Allah Ta’ala, harus
tanggap dan mengadakan reaksi dengan membaca durood syarif (shalawat)
sebanyak-banyaknya terhadap Hadhrat Rasulullah saw sehingga suasana lingkungan
dan tempat tinggal mereka menggema dengan suara durood itu. Inilah reaksi [yang seharusnya].
Mengadakan reaksi dengan merusak dan menghancurkan atau
membakar harta milik bangsa di negeri sendiri atau melakukan pembunuhan
terhadap bangsa sendiri adalah sia-sia belaka; atau keluar melancarkan
demonstrasi di jalan-jalan sambil melakukan protes sehingga Polisi pun terpaksa
melepaskan tembakan dalam suasana rusuh seperti itu; mereka terpaksa membunuh
bangsa mereka sendiri.
Melalui surat-surat kabar dan media lainnya telah
dikabarkan bahwa banyak orang-orang Barat yang bertabiat bersih dan lurus telah
menyatakan ketidaksetujuan dan kebenciannya pada perbuatan itu. Mereka yang
adalah orang-orang non Muslim; namun memiliki fitrat yang beradab terdapat di
Amerika maupun di negeri UK ini juga; mereka tidak menyukai hal itu. Akan
tetapi kepemimpinan mereka di satu pihak mengatakan hal itu tidak baik dan
sedangkan di pihak lain mereka mendukung dengan alasan kebebasan berpikir dan
berbicara. Tidak mungkin dua hal bertentangan ini diterapkan. Undang-undang kebebasan berbicara
bukanlah undang-undang samawi. Saya telah menjelaskan di hadapan para politisi
Amerika bahwa undang-undang yang dibuat oleh manusia tidak mungkin sempurna
pasti ada kelemahan dan kesalahannya. Bisa saja terjadi kekeliruan di waktu
menyusun undang-undang itu dilihat dari beberapa segi, sebab manusia tidak
memiliki pengetahuan tentang hal ghaib. Akan tetapi Allah Ta’ala Maha Mengetahui yang Ghaib. Tidak ada kesalahan atau
kekeliruan didalam undang-undang yang dibuat oleh-Nya. Jadi, janganlah
menganggap sempurna terhadap undang-undang buatan manusia sendiri, sehingga
tidak dapat dirubah samasekali. Kebebasan ekspresi memang adalah sebuah
undang-undang. Namun demikian, kita tidak menemukan undang-undang suatu negara
mana pun dan bukan pula ada dalam Piagam Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) bahwa
seseorang dapat dengan bebas diizinkan melukai perasaan keagamaan orang lain.
Di mana pun tidak terdapat tulisan [undang-undang] bahwa orang suci dari suatu
agama tidak diizinkan untuk dihina sebab akan merusak keamanan dunia. Dengan
melakukannya akan membangkitkan kebencian diatas dunia sehingga akan memperluas
jurang pemisah antara bangsa-bangsa dan agama. Jadi, jika undang-undang
kebebasan telah dibuat, tentu saja seseorang boleh melakukan kebebasan, namun
undang-undang mengenai mempermainkan perasaan-perasaan orang lain [kenapa]
tidak dibuat. Dalam hal ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga tidak
berhasil sebab mereka menganggap setelah membuat undang-undang yang gagal,
“Kami telah membuat suatu pekerjaan besar.” Lihatlah undang-undang Allah Ta’ala. Dia berfirman, “Sekali-kali jangan mencaci-maki sekalipun
terhadap berhala-berhala sembahan orang lain, sebab akan merusak suasana
lingkungan masyarakat. Jika kalian mencaci-maki berhala mereka maka mereka pun
akan mencaci-maki Tuhan kalian Yang Mahaperkasa dengan kata-kata buruk, yang
akan mengakibatkan hati kalian terluka dan menambah kedengkian dalam hati
kalian. Akan timbul pertengkaran dan perkelahian diantara kalian dengan mereka.
Maka, akan timbul kerusakan di dalam negeri.”[7]
Maka, itulah ajaran yang sangat indah
yang telah diajarkan oleh Tuhannya Islam, Tuhan dunia ini; Tuhan semesta alam.
Tuhan itu Yang telah memberikan ajaran sempurna ini kepada kekasih-Nya Hadhrat
Muhammad Mushthafa saw untuk perbaikan dunia dan menegakan cinta dan kasih
sayang. Dia Yang memberikan julukan kepadanya saw Rahmatan lil ‘aalamiin sebagai rahmat bagi seluruh makhluk.
Jadi, para cendekiawan, para politisi
dan para pengurus Pemerintahan di dunia ini; renungkanlah, “Bukankah dengan
tidak menindak tegas orang-orang keji yang jumlahnya segelintir orang itu, maka
tidakkah kalian juga ambil bagian dalam kerusakan ini?” Masyarakat awam dunia
juga pikirkanlah, “Jika dengan sengaja mempermainkan sentimen keagamaan orang
lain dan mendukung makhluk-makhluk menjijikkan itu, maka tidakkah kalian juga
menjadi bagian dari mereka yang sengaja merusak dan memporak-porandakan
perdamaian dunia?”
Kita, orang-orang Ahmadi Muslim tidak
menyia-nyiakan kesempatan sekecil apapun demi mengkhidmati umat manusia di
seluruh dunia. Ketika di Amerika dibutuhkan darah, pada tahun yang lalu
orang-orang Ahmadi Muslim Amerika demi memberikan kehidupan telah mendonorkan
darah mereka sebanyak 12.000 botol darah kepada Red Cross (palang merah) dan pada tahun ini juga mereka sedang
mengumpulkannya. Saya berkata kepada mereka; “Kami orang-orang Ahmadi Muslim
sedang giat menyumbangkan darah kami sendiri sedangkan kalian dengan memberi
dukungan terhadap konspirasi kezaliman itu sedang melukai hati kami hingga
berdarah?” Jadi, inilah salah satu amal perbuatan seorang Ahmadi Muslim dan
Muslim sejati. Sedangkan sebagian dari mereka yang mengaku sebagai penegak
keadilan telah melakukan perbuatan yang patut dicela.
Orang-orang
Islam dituduh melakukan
kesalahan. Memang benar, beberapa reaksi Muslim tidaklah tepat; kerusakan, kehancuran, pembakaran,
membunuh orang tak bersalah, membiarkan diplomat tidak terlindungi,
pembunuhan diplomat, ini semua adalah salah. Akan tetapi menghina serta memperolok-olokkan Nabi
Allah Ta’ala yang ma’shum tidak bernoda juga adalah
perbuatan dosa yang sangat besar. Sekarang lihatlah baru-baru ini sebuah
kejadian telah berulang lagi dimana sebuah Majalah Prancis telah memuat sebuah
karikatur yang sangat keji dan lebih keji dari yang sebelumnya. Orang-orang
dunia ini menganggap kehidupan dunia ini segala-galanya dan paling utama bagi
mereka. Mereka tidak tahu bahwa dunialah yang menjadi sarana kehancuran bagi
mereka.
Di sini saya ingin mengatakan bahwa pemerintahan
orang-orang Muslim telah berdiri di bagian besar dunia. Orang-orang Muslim
memiliki wilayah yang luas di dunia ini. Allah Ta’ala juga telah menganugerahkan banyak sekali sumber kekayaan
alam kepada negara-negara Muslim. Negara-negara Muslim juga menjadi bagian dari
PBB. Mereka beriman kepada Alqur’anul Karim yang merupakan Kitab panduan
kehidupan yang sempurna dan lengkap dari segala aspek dan mereka membacanya
juga. Namun mengapa Pemerintahan mereka itu tidak berusaha menampilkan ajaran-ajarannya
yang sangat indah itu dalam setiap tingkatannya kepada dunia? Mengapa mereka
tidak melakukannya? Mengapa mereka tidak mengemukakan kepada dunia bahwa
menurut ajaran Alqur’anul Karim mempermainkan sentimen keagamaan orang lain
atau ketidakhormatan terhadap para Nabi Allah dan usaha-usaha kearah itu adalah
kejahatan dan perbuatan dosa yang sangat besar. Adalah hal yang sangat penting untuk
keamanan dunia dan hal itu harus dimasukkan sebagai bagian dari piagam PBB
bahwa negara anggota PBB mana pun tidak akan mengizinkan warganya mempermainkan
perasaan-perasaan keagamaan orang lain. Tidak diizinkan merusak perdamaian dunia dengan alasan kebebasan berpikir.
Namun sangat menyedihkan sekali bahwa sejak beberapa lama telah terjadi
peristiwa yang tidak diinginkan itu; tetapi tidak pernah ada suatu usaha
terpadu yang dilakukan oleh negara-negara Muslim untuk menegaskan kepada dunia
mengenai kemuliaan kedudukan Hadhrat Nabi Muhammad saw dan semua Nabi lainnya
serta mengupayakan agar hal itu diterima di tingkat internasional. Sekalipun
seperti beberapa bagian dari keputusan PBB tidak pernah dilaksanakan, namun
sekurang-kurangnya ia harus tercatat di dalam dokumen PBB. Organisasi
Negara-negara Islam (Organization of Islamic Countries, OIC) pun telah berdiri
namun melaluinya tidak pernah berbuat sesuatu apapun yang pasti atau kongkrit
supaya kemuliaan orang-orang Muslim menjadi tegak. Para Pemimpin Muslim sibuk
mencari solusi bagi terpenuhinya keinginan pribadi-pribadi mereka sendiri.
Mereka tidak memikirkan bagi kehormatan agama mereka. Jika seandainya para
Pemimpin kita bersatu-padu berusaha melancarkan suatu usaha yang kongkrit pasti
masyarakat Muslim akan terpimpin dan tidak akan menunjukkan suatu reaksi yang
tidak tepat, seperti yang sedang terjadi di negara Pakistan dan di beberapa
negara lainnya. Mereka harus mengetahui bahwa para Pemimpin kita yang telah
ditetapkan untuk tugas ini akan bekerja dan mengupayakannya. Mereka akan
menunaikan kebenaran (kewajiban) bahwa demi menjunjung tinggi kemuliaan Hadhrat
Rasulullah saw dan kemuliaan para nabi lainnya; mereka akan bangkit membela di
forum tingkat dunia sehingga dunia menerima bahwa apa-apa yang mereka katakan
adalah benar.
Selanjutnya, ada sejumlah besar orang-orang Muslim yang
tinggal di negara-negara Barat dan di setiap bagian dunia. Orang-orang Muslim
adalah kekuatan terbesar kedua di dunia dari segi jumlah dan agama. Jika mereka
menjalankan ajaran dan perintah Allah Ta’ala
maka dalam setiap segi mereka dapat menjadi kekuatan yang paling besar dan
dalam keadaan demikian kekuatan anti Islam tidak akan berani memikirkan atau
melakukan perbuatan yang sangat menusuk perasaan hati seperti sekarang ini.
Pendek kata,
selain di negara-negara Muslim di seluruh dunia terdapat orang-orang
Muslim dalam jumlah yang besar. Orang-orang
Turki sendiri terdapat jutaan orang di setiap negara di Eropa. Begitu juga
penduduk Muslim dari bangsa lainnya juga tinggal di sini. Dari Asia datang
orang-orang Muslim kemari. Mereka tinggal di UK. Mereka juga tinggal di
Amerika. Mereka pun ada yang tinggal di Kanada. Di setiap bagian negara-negara
Eropa juga ada. Jika mereka semua sepakat memutuskan untuk memberikan suara
kepada para politisi yang tidak hanya secara ucapan memperlihatkan toleransi
dalam perkara agama bahkan dalam bentuk praktek amalan; dan mereka yang secara
terang-terangan mengutuk orang-orang yang melakukan hal-hal vulgar dan membuat
film-film seperti demikian, maka hal itu akan membuka perolehan dukungan
sebagian orang dari pemerintahan dunia yang akan bangkit menentang perbuatan
seperti itu.
Jika orang-orang Muslim betul-betul paham betapa
pentingnya eksistensi (keberadaan) mereka itu maka sebuah inqilaab atau
revolusi besar dapat diciptakan diatas dunia. Mereka dapat merumuskan suatu undang-undang di
negeri-negeri mereka untuk menghormati sentimen agama. Namun sangat malang
sekali mereka tidak mempunyai perhatian terhadap hal ini. Apa yang telah Jemaat
Ahmadiyah ingatkan, mereka pun menentangnya sekuat tenaga, sehingga menambah
kuat dan semangat bagi pihak musuh untuk menentang Islam. Semoga Allah Ta’ala memberi akal kepada para pemimpin
Muslim, para politisi dan para ulama agar mereka bertambah kuat; agar mereka
mengenal pentingnya kedudukan mereka dan agar mereka menaruh perhatian terhadap
ajaran mereka.
Keadaan akhlak orang-orang yang
mengkritik, menuduh dan mencemoohkan Hadhrat Rasulullah saw dan orang-orang
yang telah membuat film itu dapat diketahui dari informasi di sebuah media
bahwa seorang Coptic
Christian (orang Kristen dari salah satu cabang Gereja Mesir,
Koptik) bernama Nakoula Bassely Nakoula yang tinggal di Amerika; ia juga sering
dipanggil Sam Bacile sebagai pelaksana dalam pembuatan film itu. Dikatakan bahwa ia pernah mempunyai
latar belakang kriminal (criminal
background) dan dimasukkan penjara pada tahun 2010 karena penipuan. Yang
kedua adalah orang yang menjadi direktur film itu adalah seorang direktur film
porno dan semua aktor dalam film itu pun adalah aktor film porno. Demikianlah
keadaan derajat akhlak mereka. Batas-batas pornografi itu di luar jangkauan
pikiran (tidak dipikirkan) orang-orang itu. Mereka terbenam dalam kancah akhlak
yang rendah sekali. Sedangkan tuduhan yang mereka lemparkan adalah terhadap
sosok suci yang berakhlak paling mulia dan paling luhur yang Allah Ta’ala sendiri memberi kesaksian-Nya.
Jadi, dengan melemparkan tuduhan keji itu mereka telah
mengundang kemurkaan Allah Ta’ala.
Begitu juga orang-orang yang menjadi sponsor film itu tidak akan terlepas dari
azab Allah Ta’ala. Termasuk di
dalamnya ialah seorang pendeta Kristen yang berulang kali telah mencoba
membakar Alqur’anul Karim demi popularitas murahan di Amerika Serikat. اللّهم مزقهم كل ممزق وسحقهم تسحيقًا، آمين. ‘Allahumma mazziqhum kulla mumazzaqin wa
sahiqhum tashiiqa.’ – “Ya Allah! Hancurkanlah mereka hingga
berkeping-keping dan lindaslah mereka hingga menjadi abu.”
Beberapa media pun telah mengutuk film itu di samping
mereka juga mengutuk reaksi yang dilakukan oleh orang-orang Muslim. Memang
betul, reaksi yang salah harus dikecam. Namun harus dicatat, siapakah yang
memulai semua ‘drama’ ini?
Sesungguhnya, seperti telah saya sampaikan inilah
kemalangan orang-orang Muslim apa yang telah terjadi ini disebabkan mereka
tidak mempunyai suatu persatuan atau tidak adanya leadership (kepemimpinan). Mereka menda’wakan diri para pencinta
Rasul saw, namun keadaan mereka telah jauh dari agama. Penda’waan mereka memang
betul akan tetapi ilmu agama tidak mereka miliki. Dari segi duniawi juga
keadaan mereka semakin terus melemah. Tidak ada suatu negara Muslim yang
sepenuhnya protes terhadap Negara lain. Jika suatu protes pun telah dibuat,
maka ia demikian lemah sehingga media tidak menganggapnya penting. Jika ada
berita mengenai protes yang dilakukan oleh orang-orang Muslim maka inilah yang
dimuat, “1.8 billion (milyar atau
1.800.000.000) orang Muslim bereaksi seperti anak-anak kecil. Demikianlah,
apabila tidak ada orang yang menanggapinya maka mereka berkelompok-kelompok
mondar-mandir kesana-kemari, menunjukkan reaksi seperti kanak-kanak.” Seperti
itulah penilaian yang menyakitkan hati ini akan tetapi keadaan yang sebenarnya
telah jelas [memang demikian]. Semoga
Allah Ta’ala memberi kesadaran kepada
orang-orang Muslim agar mereka mulai merasa malu.
Orang-orang di sini, UK (Inggris Raya), yang buta
terhadap agama, mereka sama sekali tidak tahu kedudukan atau martabat para
nabi. Sekalipun Nabi Isa as dihina di hadapan mereka, mereka tetap membisu;
dalam pandangan mereka orang-orang Muslim yang menunjukkan reaksi demi membela
keagungan dan kemuliaan Hadhrat Nabi Muhammad saw tak ubahnya seperti perilaku
kanak-kanak. Namun demikian sebagaimana telah saya katakan seperti pada tahun
2006 sekarang juga telah saya ingatkan orang-orang Muslim agar menyusun program
yang tangguh supaya di masa yang akan datang tidak ada orang yang berani
mengulangi perbuatan yang sangat tercela seperti itu lagi. Diharapkan
Negara-negara Muslim memahami nasihat saya ini, orang-orang Ahmadi juga harus
berusaha untuk menyampaikan pesan atau nasihat saya ini kepada mereka. Setelah
empat hari melakukan unjuk rasa kemudian berhenti tidak akan membuat masalah
itu terselesaikan.
Telah diterima beberapa usulan juga bahwa Muslim Lawyers (Para Advokat Muslim) di
seluruh dunia harus bersatu untuk membuat sebuah petisi. Jika memang Muslim Lawyers yang mempunyai posisi
Internasional memikirkan kemungkinan untuk mewujudkan hal itu, apakah dapat
dilaksanakan atau tidak atau harus mencari jalan pintas lain. Sampai kapan
mereka akan menyaksikan perbuatan jahat dan zalim seperti itu dan akan merasa
cukup dengan melakukan protes di negara masing-masing sehingga banyak
menimbulkan berbagai macam kerusakan? Kerusakan semacam itu tidak akan
menimbulkan suatu kesan apapun terhadap negara-negara Barat. Apabila mereka
hendak menyerang orang-orang Barat yang tidak berdosa atau melakukan ancaman dan
penyerangan terhadap kedutaan-kedutaan, maka hal itu sangat bertentangan dengan
ajaran Islam. Islam kapanpun tidak mengizinkan melakukan perbuatan demikian.
Perbuatan itu akan membuka celah untuk melakukan keberatan-keberatan dan
kecaman lebih kerap lagi terhadap pribadi Hadhrat Rasulullah saw.
Jadi perbuatan ekstrim bukan jawaban untuk itu. Jawaban
untuk itu telah saya jelaskan sebelumnya, yaitu perbaikan diri sendiri,
memperbanyak membaca durood kepada
Sang Nabi saw itu yang adalah sarana untuk menyelamatkan kemanusiaan; supaya
melakukan ikhtiar-ikhtiar bersifat duniawi dengan menghimpun negara-negara
Muslim menjadi satu; supaya para Muslim yang tinggal di negara-negara Barat
memperoleh kekuatan melalui suara mereka dalam pemilu. Sesungguhnya para anggota
Jemaat dimanapun berada harus berusaha untuk melaksanakan itu semua dan
berusaha mengajak teman-teman ghair Ahmadinya untuk melaksanakan cara-cara
tersebut diatas. Sampaikanlah aspek-aspek peri kehidupan Hadhrat Rasulullah saw
dalam corak yang indah kepada masyarakat dunia.
Pada waktu ini orang-orang itu meneriakkan slogan freedom
of speech (kebebasan berbicara). Mereka ramai mengatakan bahwa tidak ada
kebebasan berpikir dan berbicara dalam Islam sambil mengemukakan contoh bahwa
di negara-negara Muslim di dunia ini saat ini tidak ditemukan kebebasan
diantara orang-orangnya; para warganya. Bila memang tidak ditemukan diantara
negara-negara Muslim itu maka malangnya bahwa mereka tidak mengamalkan ajaran
Islam. Memang ajaran Islam tidak mempunyai hubungan sedikitpun dengan apa yang
mereka lakukan itu. Kita menyaksikan didalam tarikh (sejarah) bahwa orang-orang
Musyrik bercakap kepada Rasulullah saw tanpa perasaan, bahkan dengan sangat
tidak hormat, namun demikian Hadhrat Rasulullah saw tetap sabar dan lapang dada
menghadapinya. Banyak sekali peristiwa seperti itu bahkan lebih buruk dari itu
yang tidak akan terdapat contohnya di dalam sejarah dunia manapun. Saya
kemukakan beberapa contoh di kesempatan ini yang walau pun berhubungan dengan
kedermawanan beliau saw akan tetapi berkaitan pula dengan tentang kesabaran,
toleransi dan kelapangan dada beliau saw.
Terdapat riwayat dari Hadhrat Jubair bin Muth’im ra. Ia
mengatakan bahwa suatu kali ia bersama Rasulullah saw dan bersama beliau saw
juga ada orang-orang lain. Beliau saw dalam perjalanan kembali dari Perang
Hunain. Orang-orang Badui [orang gurun yang kasar dan kurang sopan] menghampiri
beliau saw. Mereka meminta sesuatu kepada beliau saw dengan paksa sampai-sampai
menyudutkan beliau saw ke sebuah pohon berduri dan rida’ (selendang, syal) beliau saw raib (ada yang ambil). Hadhrat
Rasulullah saw berhenti dan bersabda kepada mereka, “Kembalikanlah rida’ itu kepadaku! Seandainya aku mempunyai harta
sebanyak pohon-pohon di hutan-hutan itu tentu akan aku bagikan kepada kalian
maka kalian tidak akan menjumpai aku sebagai orang kikir, pendusta atau
pengecut.”[8]
Selanjutnya ada sebuah riwayat dari Hadhrat Anas ra, ia
menjelaskan, “Pada suatu ketika saya sedang bersama Hadhrat Rasulullah saw dan
beliau saw berselendangkan sehelai syal tebal pada leher beliau saw. Tiba-tiba
seorang Badui dengan kuat sekali menarik syal itu sehingga membekaskan
[goresan] pada leher beliau saw. Lalu
Badwi itu berkata kepada beliau saw, ‘Hai Muhammad (saw)! Dari antara harta
yang telah Allah berikan kepada engkau, sekarang muatkanlah diatas onta saya
ini, sebab engkau tidak akan memberi harta engkau sendiri kepada saya dan tidak
pula dari harta yang telah bapak engkau wariskan kepada engkau.’ Mula-mula
Hadrat Rasulullah saw terdiam. Kemudian bersabda, المال مالُ الله وأنا عبده ‘Al-maalu, maalullahi wa ana ‘abduhu!’ – “Harta itu
semua milik Allah dan aku ini adalah hamba-Nya!” Kemudian beliau saw bersabda, ‘Engkau telah menyakiti
aku, sekarang engkau akan dibalas.’ Badwi itu berkata, ‘Tidak!’
Beliau saw bersabda, ‘Mengapa engkau
tidak akan dibalas?’ Badwi itu berkata, ‘Sebab engkau tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan lagi.’
Mendengar jawabannya itu Rasulullah saw pun tertawa, kemudian beliau
memerintahkan agar setumpuk barley (semacam jawawut, biji-bijian yang
bisa untuk dibuat sereal, minuman, tepung dsb) dimuatkan diatas seekor untanya
dan setumpuk buah-buah kurma dimuatkan diatas seekor unta yang lain milik orang
Badwi itu.” [9]
Begitulah tingkat kesabaran,
kelapangandada dan kemurahan hati Hadhrat Rasulullah saw. Beliau berlaku
demikian bukan hanya kepada para pengikut beliau saw saja melainkan terhadap
musuh-musuh beliau juga. Inilah dia ketinggian akhlak yang didalamnya terdapat
dua kedermawanan; memperlihatkan kesabaran, kemurahan hati dan kelapangandada.
Orang-orang yang melempar tuduhan-tuduhan [terhadap beliau saw] itu jahil tanpa
ilmu sama sekali; mereka telah menuduh terhadap wujud suci Rahmatul lil’alamin saw itu bahwa beliau saw seorang yang menyukai
kekerasan dan sebagainya dan sebagainya.
Kemudian mereka mengajukan berbagai
macam keberatan tentang Alquranul Karim. Saya dengar hal itu terdapat di film
tersebut. Saya tidak menyaksikan film itu namun saya mendengar dari orang-orang
yang melaporkan kepada saya bahwa mereka menulis, “Alqur’anul Karim telah
ditulis oleh Waraqah bin Naufal, putra paman Hadhrat Khadijah ra yang diberikan
kepada Hadhrat Rasulullah saw ketika beliau saw menjumpainya bersama istri
beliau Hadhrat Khadijah ra.” Orang-orang kafir di zaman beliau saw juga mengajukan
berbagai macam tuduhan dan keberatan, diantaranya; “Alqur’an yang turun bagian
per bagian jika memang ia Kalam Allah mengapa tidak diwahyukan sekaligus
seluruhnya?”[10] Orang-orang yang malang ini
betul-betul tidak tahu apa-apa bahkan mengenai tarikh pun mereka naa balad (tidak akrab). Sebenarnya,
demikianlah para pembuat [film itu] akan tetapi dua pendeta yang ikut serta di
dalamnya, yang dianggap pakar oleh mereka; ternyata dari segi keilmuan tidak
tahu apa-apa tentang beliau saw. Waraqah bin Naufal sendiri berkata, “Alangkah beruntungnya jika saya hidup ketika
kaum engkau akan memusuhi dan mengusir engkau (Muhammad saw) dari tempat
kelahiran engkau.” [11] Tidak lama kemudian Waraqah bin
Naufal itupun meninggal dunia.
Para pendeta tersebut seperti telah
saya katakan betul-betul tidak akrab dengan tarikh (sejarah) dan fakta-fakta
sejarah yang benar. Adapun para musytasyriqiin (orientalis, ahli
ketimuran) selalu terlibat perdebatan mendalam, “Surah ini turun dimana dan
surah itu turun dimana? Turun di Madinah atau di Mekkah?” Akan tetapi atas hal
itu mereka (para pembuat film itu) mengatakan hal ini, “Ia (Waraqah bin Naufal)
telah menulis Alqur’an lalu memberikannya [kepada Nabi Muhammad saw].” Alqur’an
telah membuat tantangan didalam dirinya bahwa bila kamu beranggapan ia
dituliskan (oleh ide manusia) maka buatlah satu surah yang sepertinya.
Terdapat pertanyaan mengenai menghargai perasaan orang
lain, maka tentang hal itu tidak ada yang dapat menandingi beliau saw.
Sekalipun beliau saw tahu bahwa beliau saw adalah Nabi yang paling mulia dari
semua Nabi dan semua Rasul, namun demi menghormati perasaan orang Yahudi beliau
bersabda kepada Sahabat beliau, ”Janganlah
engkau berkata aku lebih mulia dari Musa as!”[12]
Beliau sangat menjaga perasaan orang-orang miskin dan
beliau saw telah menunjukkan penghormatan kepada kedudukan mereka. Pada suatu
ketika seorang sahabat beliau yang kaya raya sedang mengemukakan kelebihannya
diatas orang lain. Setelah mendengar percakapannya itu Rasulullah saw bersabda,
”Apakah engkau mengira bahwa kekuatan
dan harta engkau ini telah diperoleh karena kekuatan engkau sendiri? Sama
sekali tidak! Kekuatan kaum engkau dan harta kekayaan engkau, semuanya
diperoleh melalui orang-orang miskin.” [13]
Pada zaman ini orang-orang yang mendengung-dengungkan
kebebasan sedang membela hak-hak orang miskin. Mereka berusaha untuk menjaga
hak-hak mereka dan mengumumkan hal ini, akan tetapi Hadhrat Rasulullah saw
semenjak 1400 tahun silam telah menegakkannya sambil bersabda, “Berikanlah upah para pekerja sebelum
keringat mereka kering.” [14]
Jadi, siapakah dan dimanakah mereka itu akan menandingi
wujud muhsin insaniyat saw ini.
Terdapat peristiwa yang tidak terhitung banyaknya. Ambillah [contoh] setiap
segi akhlak; keluhuran contohnya dapat disaksikan pada pribadi Rasulullah saw.
Selain itu mereka melemparkan tuduhan
bahwa Hadhrat Rasulullah saw, na’udzubillah,
sangat menyukai perempuan.
Mereka mengkritik tentang
perkawinan-perkawinan beliau saw maka Allah Ta’ala
telah menjawabnya. Dia Maha Mengetahui akan terjadinya bermacam-macam
peristiwa demikian; pertanyaan-pertanyaan demikian terhadap beliau, maka Dia
telah menyediakan keadaan yang sedemikian rupa untuk menolak tuduhan-tuduhan
itu.
Asma binti Nu’man salah seorang
perempuan Arab yang sangat cantik. Ketika ia pergi ke Madinah, kaum perempuan
pergi melihatnya dan memuji kecantikannya, mereka berkata, “Kami tidak pernah
melihat seorang perempuan cantik seperti dia.” Atas keinginan ayahnya (ayah
Asma), beliau saw menikahinya dengan hak mahar sebanyak 500 dirham. Ketika
Rasulullah saw menjumpai perempuan itu berkatalah dia kepada Rasulullah saw,
“Saya berlindung kepada Allah Ta’ala dari
engkau.” Maka Rasulullah saw bersabda, “Engkau telah mencari perlindungan
kepada Allah dari seorang pelindung yang sangat agung?” Maka beliau pun keluar
meninggalkannya. Kemudian Hadhrat Rasulullah saw menyuruh seorang Sahabat, Abu
Usaid untuk membawa perempuan itu kembali ke rumah orang tuanya. Sejarah
mencatat bahwa keluarga perempuan itu sangat gembira ketika ia menikah dengan Hadhrat
Rasulullah saw namun mereka sangat marah serta mencelanya berkali-kali ketika
ia kembali lagi kepada ibu-bapaknya.[15]
Inilah seorang insan agung yang telah
dilempari tuduhan sangat keji tentang perempuan. Beliau menikah istri-istri
beliau saw atas perintah Allah Ta’ala.
Hadhrat Masih Mau’ud as telah menulis, ”Jika Hadhrat Rasulullah saw tidak
mempunyai istri dan tidak mempunyai anak-keturunan bagaimana kita dapat
mengetahui suri teladan beliau dalam mengurus rumah tangga dan anak keturunan
beliau saw? Setiap amal perbuatan beliau lakukan demi keridhaan Allah Ta’ala.”[16]
Tentang Hadhrat Aisyah rha juga
disampaikan tuduhan bahwa beliau saw lebih mencintainya dibanding istri-istri
beliau saw yang lain dan pembicaraan yang salah perihal penghitungan umur beliau
rha. Padahal Hadhrat Rasulullah saw sering bersabda kepada Hadhrat Aisyah raha,
“Sepanjang malam saya ingin beribadah kepada Tuhan Yang adalah paling saya
cintai.” [17]
Jadi didalam benak orang-orang yang
gemar melemparkan tuduhan itu bertumpuk berbagai jenis ulat kotor (pikiran
jahat). Mereka melemparkan tuduhan-tuduhan tidak berdasar dan akan terus
menerus melakukan tuduhan-tuduhan. Allah Ta’ala
telah memutuskan bahwa Neraka Jahannam akan dipenuhi dengan orang-orang
seperti itu. Pendek kata, orang-orang itu dan orang-orang yang
mendukung mereka hendaknya takut akan azab Tuhan. Sebagaimana telah disabdakan
oleh Hadhrat Masih Mau’ud as bahwa Dia (Allah Ta’ala) menaruh kecintaan yang luar biasa terhadap orang-orang yang
dikasihi-Nya.[18]
Di zaman ini Dia telah mengutus Masih
dan Mahdi-Nya untuk mengadakan ishlah
(perbaikan) bagi dunia. Akan tetapi jika mereka tidak mau berhenti
mengolok-olok dan zalim, maka hukuman Allah Ta’ala
sangat keras. Bencana alam menimpa setiap tempat di dunia. Di segala arah
terdapat bencana. Amerika dilanda angin topan lebih dahsyat dari sebelumnya.
Keadaan perekonomian memburuk. Disebabkan global
warming (suhu dunia memanas) dan naiknya air, berbagai penduduk dunia
terancam bahaya tenggelam. Terdapat sejumlah bahaya lainnya sedang mengancam.
Maka pikiran dan perhatian mereka harus lebih banyak ditujukan kepada Allah Ta’ala bukan sebaliknya ditujukan kepada
perbuatan jahat. Namun malang sekali justru mereka melakukan sebaliknya.
Perbuatan mereka sudah dan sedang melampaui batas. Hadhrat Imam Zaman as telah
mengingatkan dengan terbuka dan jelas bahwa jika peringatan beliau as tidak
dihiraukan maka hal itu akan menjadikan mereka melangkah menuju kehancuran
dunia.
Amanat Hadhrat Masih Mau’ud as yang
telah disampaikan berulang-ulang, kebanyakan telah disampaikan, hari ini saya
sampaikan kembali. Beliau bersabda;
“Ingatlah!
Allah Ta’ala telah memberi tahu kepadaku berulang kali bahwa akan
terjadi gempa bumi. Maka yakinlah bahwa sebagaimana sesuai dengan nubuatan
telah terjadi Gempa Bumi di Amerika demikian juga akan terjadi gempa di Eropa,
dan dibeberapa tempat di Asia juga akan terjadi sesuai dengan nubuatan
itu. Dan di beberapa tempat akan terjadi demikian dahsyat laksana kiamat. Dan
demikian dahsyatnya sehingga akan mengalirkan sungai-sungai darah,
burung-burung dan binatang-binatang lainnya tidak akan selamat dari kematian.
Akan terjadi kehancuran yang sangat dahsyat di muka bumi yang tidak pernah
terjadi semenjak manusia diciptakan. Sebagian besar dunia akan hancur
porak-poranda seakan-akan di tempat itu tidak pernah ada penduduk. Bersama
dengan itu akan terjadi musibah lain dari langit dan dari bumi yang sangat
menakutkan. Sehingga manusia akan menganggapnya sangat luar biasa sekali. Dan
hal itu tidak akan diperoleh suatu keterangan dari kitab-kitab astronomi maupun
dari kitab Filsafat. Barulah manusia akan mengalami kegelisahan dan kebingungan
yang amat dahsyat, apa yang akan terjadi sekarang ini? Banyak manusia yang akan
selamat dan banyak juga yang akan hancur binasa. Hari-hari kejadian itu sudah
dekat sekali bahkan saya lihat sudah sampai diambang pintu, bahwa dunia akan
menyaksikan pemandangan sebuah kiamat. Bukan sekadar gempa bumi bahkan akan
terjadi bencana musibah yang sangat mengerikan, sebagian akan turun dari Langit
dan sebagian dari bumi. Hal itu semua akan terjadi sebab manusia telah
meninggalkan ibadah kepada Tuhan mereka. Dan semua perhatian, semua pikiran, semua usaha
dan semua kecintaan telah ditumpu-kan kepada urusan dunia semata. Jika aku
belum datang semua bencana dan musibah tentu lambat datang. Akan tetapi
bersamaan dengan kedatangan-ku kemurkaan Allah Ta’ala berupa azab yang
tersembunyi yang sejak lama terpendam sekarang sudah zahir. Sebagaimana
Allah Ta’ala berfirman وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولاً “Sekali-kali Kami tidak akan menurunkan Azab sebelum Kami
mengutus seorang Rasul.” (Bani Israil ayat 16). Maka mereka yang bertobat akan
mendapat keselamatan dan mereka yang menunjukkan rasa takut sebelum musibah
datang akan dikasihani. Apakah kalian mengira akan selamat dari gempa-bumi ini?
Ataukah kalian akan selamat dengan ikhtiar dan upaya sendiri? Tidak!
Sekali-kali tidak! Pada hari itu semua ikhtiar dan upaya manusia akan lumpuh.
Janganlah sekali-kali beranggapan hanya Amerika yang sudah dilanda gempa dan
negara kalian selamat… Hai Eropa, engkau tidak aman! Hai Asia! Kalian juga
tidak aman! Hai orang-orang yang tinggal di pulau-pulau! Tidak ada tuhan buatan
yang akan menolong kalian! Aku menyaksikan kota-kota runtuh porak-poranda dan
aku lihat penduduk menjadi sunyi. Tuhan Yang Maha Esa sejak lama telah terdiam.
Perbuatan-perbuatan maksiat dilakukan manusia di hadapan mata-Nya dan Dia
tinggal diam. Akan tetapi sekarang Dia akan memperlihatkan wajah-Nya.
Barangsiapa yang mempunyai telinga, dengarlah! Waktunya tidak lama lagi! Aku
telah berusaha untuk menghimpun kalian dibawah perlindungan Allah Ta’ala, akan
tetapi taqdir Tuhan pasti akan sempurna. Giliran Negeri ini akan tiba
waktunya…” Bersabda, “Pemandangan peristiwa di zaman Nabi Nuh akan tampil di hadapan mata
kalian. Dan peristiwa Negeri Nabi Luth akan nampak di hadapan mata kalian. Akan
tetapi Tuhan sangat lambat menunjukkan kemarahan-Nya. Bertobatlah kalian agar
kalian dikasihani. Barangsiapa yang meninggalkan Tuhan, dia adalah ulat bukan
manusia. Dan barangsiapa yang tidak takut kepada Tuhan dia adalah benda mati
tidak hidup.”[19]
Semoga Allah Ta’ala
memberi akal kepada dunia dan semoga Dia menjauhkan mereka dari
pekerjaan-pekerjaan buruk. Dan semoga Allah Ta’ala
memberi taufiq kepada kita juga untuk melaksanakan tanggung-jawab dan semua
kewajiban kita.
Setelah shalat Jum’at saya akan memimpin shalat jenazah
ghaib bagi dua orang Syahid dari Pakistan. Pertama seorang syahid bernama Nawid
Ahmad Sahib Syahid bin Yth. Tsanaullah yang disyahidkan pada 14 September 2012
di Karachi. Innalillahi wainna ilahi
raajiuun.
Diantara sanak keluarga Nawid Ahmad bin Tsanaullah yang
paling pertama adalah kakeknya, Tn. Abdul Karim yang baiat di tangan Hadhrat
Khalifatul Masih II ra. Sebelum baiat, beliau banyak tinggal di Amritsar akan
tetapi setelah baiat waktu beliau kebanyakan dilewati di Qadian. Setelah
pembagian negara Pakistan keluarga beliau tinggal di Mahmudabad, Sind. Kemudian
pada tahun 1985 pindah ke Karachi. Bapaknya tn. Nawid Ahmad Sahib Syahid Tn.
Tsanaullah juga pada tahun 1984 mendapat taufik dipenjara di jalan Allah.
Peristiwanya adalah demikian yaitu pada tanggal 14 September 2012 hari Jumat
tn. Nawid Ahmad putra tn. Sanaullah yang usianya 22 tahun di rumahnya di Hamir Town sedang duduk
bersama dengan 2 teman Pathan ghair Jemaat. Dua orang yang tidak diketahui
namanya datang dengan mengendarai sepeda motor. Mereka menembaki ketiga pemuda
itu dengan senjata api; dua buah peluru mengenai perut Tn. Nawid Ahmad demikian
juga kedua pemuda itupun terkena peluru. Akibatnya, ketiganya terluka lalu
secepatnya ketiganya itu dibawa ke rumah Sakit. Akan tetapi disebabkan lukanya
Nawid Ahmad wafat dalam perjalanan ke Rumah Sakit. Innnalillahi wa inna
ilahi roojiuun. Seorang yang memiliki tabiat sederhana. Berkepribadian
lembut. Pemilik perasaan simpati. Pemilik adat rendah hati. Suka sekali belajar
akan tetapi dikarenakan masalah ekonomi tidak dapat melanjutkan pendidikan
setelah selesai sekolah menengah. Ia bekerja bersama dengan orang tuanya dan
ketika bekerja dengan orang tuanya itulah ia menamatkan SMPnya dengan dana
pribadi. Di bulan Ramadhan ini ia mendaftarkan dirinya sendiri untuk tugas jaga
Khuddamul Ahmadiyah. Kebanyakan waktu tugas ia sendiri yang mendaftarkannya dan
ia menjalankan tugas dengan sangat baik. Dimana ia bekerja, di sana teman-teman
atasan kantornya sangat merasakan getaran keindahan akhlak dan keimanannya.
Tatkala dishalatjenazahkan beberapa orang rekan kantornya juga ikut serta.
Sebagai bentuk ta’ziyah (simpati)
pimpinan kantor dan keluarganya juga datang ke rumah beliau. Kedua ibu bapaknya
masih hidup dan ia memiliki 2 orang saudara laki-laki dan 2 orang saudari
perempuan.
Jenazah kedua Yth. Muhammad Ahmad Siddiqi Sahib Syahid
bin Yth. Riyadh Ahmad Shahib Siddiqi Syahid yang kesyahidannya satu hari
kemudian tanggal 15 September di Karachi. Di Karachi yang mana target
pembunuhan dan pensyahidan sedang banyak terjadi. Doakanlah mereka. Semoga
Allah Ta’ala memberikan perlindungan
dan keamanan kepada para Ahmadi Karachi. Dewasa ini syuhada yang paling banyak
dan sedang menjadi target itu adalah di Karachi dan sebagian pegawai pemerintah
yang sudah keterlaluan itu adanya di Punjab. Pendek kata semoga Allah Ta’ala menjaga orang-orang Ahmadi di
setiap tempat.
Ikatan keluarga dari Muhammad Ahmad Siddiqi Syahid
berasal dari Karachi. Sejarah asal muasal keluarga beliau dalam Ahmadiyah ini
dengan baiatnya saudaranya Imran Siddiqi yang baiat masuk Jemaat Ahmadiyah di
Amerika tahun 2001. Setelah itu atas pertablighan Imran Shiddiqi, dua orang
saudaranya yang lain pun baiat; yaitu Amir Siddiqi dan Ridhwan Siddiqi. Setelah
itu dengan ikut sertanya kedua orang tuanya [ke dalam Jemaat, maka] seluruh
keluarganya pun baiat masuk ke dalam Jemaat. Peristiwa pensyahidannya adalah
seperti ini. Tanggal 15 September 2012 Sabtu malam kurang lebih jam 12.00 Tn.
Muhammad Ahmad Siddiqi dengan suami saudari perempuannya Tn. Malik Syams Fahri
keluar dari Departement Store “As-Salaam SuperStore” di Gulistan dengan
menggunakan motor. Baru saja sedikit berjalan ke depan, mereka ditembaki yang
akibatnya 2 buah peluru mengenai Tn. Muhammad Ahmad Siddiqi yang satu
diantaranya mengenai jantung sedang peluru yang lainnya mengenai belikatnya
pada waktu itu juga beliau wafat. Innalillahi
wa inna ilahi raajiuun. Sedangkan pada tubuh Tn. Malik Syams Fahri suami
dari saudari perempuannya ditemui 5 buah peluru di 5 tempat yang berbeda.
Diantaranya satu buah di pundak kanan, satu buah di perut dan peluru yang
lainnya mengenai kaki-kakinya. Pada saat ini beliau dirawat di Rumah Sakit Agha
Khan. Doakanlah untuk kesempurnaan kesehatannya. Semoga Allah Ta’ala memberikan kepada beliau
kesehatan yang sempurna.
Ketika disyahidkan umur beliau 23 tahun dan baru menikah
1 minggu sebelumnya. Almarhum Syahid
baru saja lulus ujian MBA pada tahun lalu. Jiwanya yang mulia, ma`shum (menjaga diri dari dosa), taat,
pemilik akhlak tabiat yang selalu gembira. Orang-orang mengatakan, “Pemuda yang
berusia 23 tahun ini tidak hanya memiliki wajah dan bentuk yang rupawan tetapi
juga peri kehidupan indah. Setiap waktu
menulis beberapa doa yang diletakan di sakunya dan selalu dibacanya.”
Saudaranya berkata, “Dialah yang terbaik diantara kami.” Pada tanggal 7
September ia mengirim SMS pada teman-temannya, “Keadaan Karachi sangat gawat
kalau saya harus mati syahid maka doakanlah saya.”
Ibunda dari almarhum Syahid di saat peristiwa yang
berduka itu berkata, “Kaum perempuan yang ghair Jemaat dari keluarga saya
berkata ketika datang untuk ta`ziah,
‘Engkau sudah melihat dampak akhirnya [karena menjadi Ahmadi].’ Atas hal ini
ibunda syuhada langsung menjawab, ‘Kami mengimani Masih (Mahdi) atas dasar
perintah Nabi kami tercinta saw. Kami tidak takut pada siapapun juga. Demi
Jemaat, saya siap mengorbankan 9 dari ke-9 anak-anak saya ini.’” Dengan karunia
Allah Ta’ala saudara-saudari almarhum
Syahid semuanya berlapang dada. Ayah dari almarhum Syahid sudah wafat
sebelumnya. Dalam keluarga almarhum syahid selain meninggalkan ibunya yang
sudah sepuh juga ada 8 saudara laki-laki dan 2 orang saudara perempuan. Beliau
adalah bungsu diantara saudara laki-laki dan saudara perempuannya.
Semoga Allah Ta’ala
meninggikan derajat mereka. Mengampuni semua syuhada itu dan kepada yang
ditinggalkan diberikan kesabaran, kekuatan dan kelapangan dada dan setiap
Ahmadi diPakistan selalu dalam lindungan-Nya.
[1] Semoga Allah Ta’ala menolongnya
dengan kekuatan-Nya yang Perkasa
[4] Asyiq Shadiq dan Ghulam Shadiq
(pencinta dan hamba sejati) Hadhrat Rasulullah saw adalah
Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as yang adalah Imam Mahdi dan Masih Mau’ud as.
[7] Surah al-An’aam, 6:109 لَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ
مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا
[8]
Shahih al-Bukhari, Kitab Fardhul khums, bab maa kaanan Nabiyy saw yuthil muallafata quluubahum wa ghairahum
أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ جُبَيْرٍ قَالَ أَخْبَرَنِي
جُبَيْرُ بْنُ مُطْعِمٍ أَنَّهُ بَيْنَا هُوَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَهُ النَّاسُ مُقْبِلًا مِنْ حُنَيْنٍ عَلِقَتْ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَعْرَابُ يَسْأَلُونَهُ حَتَّى
اضْطَرُّوهُ إِلَى سَمُرَةٍ فَخَطِفَتْ رِدَاءَهُ فَوَقَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَعْطُونِي رِدَائِي فَلَوْ كَانَ عَدَدُ
هَذِهِ الْعِضَاهِ نَعَمًا لَقَسَمْتُهُ بَيْنَكُمْ ثُمَّ لَا تَجِدُونِي بَخِيلًا
وَلَا كَذُوبًا وَلَا جَبَانًا
[9] Asy-Syifaa karya Qadhi ‘Iyaadh juz awwal hlm. 74 bab 2
tentang takmilullah Ta’ala bagian wa ammal hilm, Darul Kutubil ‘Ilmiyyah,
Beirut, 2001
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كُنْتُ أَمْشِي مَعَ
رَسُولِ اللَّهِ وَعَلَيْهِ بُرْدٌ نَجْرَانِيٌّ غَلِيظُ الْحَاشِيَةِ
فَأَدْرَكَهُ أَعْرَابِيٌّ فَجَبَذَ بِرِدَائِهِ جَبْذةً شَدِيدَةً قَالَ أَنَسٌ:
فَنَظَرْتُ إِلَى صَفْحَةِ عَاتِقِ النَّبِيِّ وَقَدْ أَثَّرَتْ بِهَا حَاشِيَةُ
الرِّدَاءِ مِنْ شِدَّةِ جَبْذَتِهِ ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ مُرْ لِي مِنْ
مَالِ اللَّهِ الَّذِي عِنْدَكَ فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ فَضَحِكَ ثُمَّ أَمَرَ لَهُ
بِعَطَاءٍ. (متفق عليه)
[11] Shahih al-Bukhari, Kitab bad’il wahyi (Permulaan Wahyu), hadits riwayat
Aisyah ra. Setelah menerima wahyu Al-Qur’an yang pertama (Surah al-‘Alaq), Nabi
Muhammad saw beserta istri berkunjung kepada Waraqah bin Naufal. Terjadi
perbincangan. Diantaranya ialah sebagai berikut:
فَقَالَ
لَهُ وَرَقَةُ يَا ابْنَ أَخِي مَاذَا تَرَى فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَبَرَ مَا رَأَى فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ هَذَا
النَّامُوسُ الَّذِي نَزَّلَ اللَّهُ عَلَى مُوسَى يَا لَيْتَنِي فِيهَا جَذَعًا
لَيْتَنِي أَكُونُ حَيًّا إِذْ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَمُخْرِجِيَّ هُمْ قَالَ نَعَمْ لَمْ يَأْتِ
رَجُلٌ قَطُّ بِمِثْلِ مَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا عُودِيَ وَإِنْ يُدْرِكْنِي
يَوْمُكَ أَنْصُرْكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًا
Waraqah
berkata: "Wahai putra saudaraku, apa yang sudah kamu alami". Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuturkan peristiwa yang dialaminya.
Waraqah berkata: "Ini adalah Namus (malaikat Jibrail), seperti yang pernah
Allah turunkan kepada Musa. Duhai seandainya aku masih muda dan aku masih hidup
saat kamu nanti diusir oleh kaummu". Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bertanya: "Apakah aku akan diusir mereka?" Waraqah menjawab:
"Iya. Karena tidak ada satu orang pun yang datang dengan membawa seperti
apa yang kamu bawa ini kecuali akan disakiti (dimusuhi). Seandainya aku ada
saat kejadian itu, pasti aku akan menolongmu dengan sekemampuanku".
[12] Shahih al-Bukhari, Kitab fil Khushuumaat (mengenai perselisihan) bab maa
yadzkuru fil asykhaash wal khushuumah bainal Muslim wal Yahud
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ قَالَ اسْتَبَّ رَجُلَانِ رَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ وَرَجُلٌ
مِنْ الْيَهُودِ قَالَ الْمُسْلِمُ وَالَّذِي اصْطَفَى مُحَمَّدًا عَلَى
الْعَالَمِينَ فَقَالَ الْيَهُودِيُّ وَالَّذِي اصْطَفَى مُوسَى عَلَى
الْعَالَمِينَ فَرَفَعَ الْمُسْلِمُ يَدَهُ عِنْدَ ذَلِكَ فَلَطَمَ وَجْهَ
الْيَهُودِيِّ فَذَهَبَ الْيَهُودِيُّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ بِمَا كَانَ مِنْ أَمْرِهِ وَأَمْرِ الْمُسْلِمِ فَدَعَا
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُسْلِمَ فَسَأَلَهُ عَنْ ذَلِكَ
فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا
تُخَيِّرُونِي عَلَى مُوسَى
Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Ada dua orang laki-laki yang sedang
saling mencaci, yang satunya seorang Muslim dan satunya lagi orang Yahudi.
Berkata, laki-laki Muslim: "Demi Dzat yang telah memilih Muhammad untuk
seluruh alam". Dan berkata, laki-laki Yahudi: "Demi Dzat yang telah
memilih Musa untuk seluruh alam". Seketika itu laki-laki Muslim mengangkat tangannya dan menampar wajah
orang Yahudi itu. Maka orang Yahudi itu pergi menemui Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam dan mengabarkan peristiwa yang terjadi antara dirinya dan orang Muslim
itu. Kemudian Nabi saw memanggil
orang Muslim itu dan bertanya tentang kejadian itu, lalu orang Muslim itu
memberitahukan Beliau. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Laa tukhayyiruuni ‘alaa Muusa..’ - "Janganlah kamu lebihkan aku terhadap Musa..”
[13] Shahih Al-Bukhari, Kitab al-Jihaad was Sair (Jihad dan Penjelajahan),
Bab isti’aani bidh Dhu’afaa wash shaalihiina fil harb (Orang yang meminta
pertolongan dengan orang yang lemah dan saleh dalam peperangan) no 2681
عَنْ طَلْحَةَ عَنْ
مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ رَأَى
سَعْدٌ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ
لَهُ فَضْلًا عَلَى مَنْ دُونَهُ
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلَّا
بِضُعَفَائِكُمْ
Dari Thalhah dari Mush'ab bin Sa'ad berkata Sa'ad menganggap bahwa dirinya
memiliki kelebihan dibanding orang lain. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
berkata: "Tidaklah kalian ditolong dan diberi rezeki melainkan karena
adanya orang-orang yang
lemah (diantara) kalian".
[14]Sunan Ibni Maajah, Kitab al-Ahkaam (hukum-hukum), bab ajril ajraa-a
(balasan untuk penyewa) nomor 2434
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ زَيْدِ بْنِ
أَسْلَمَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْطُوا الْأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ
أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ
Dari
Abdullah bin Umar ia berkata, "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Berikanlah upah kepada pekerja sebelum kering
keringatnya."
[15] Ath-Thabaqaat al-Kubra, karya Ibnu Sa’ad, bagian/juz 8, halaman 318-319,
penyebutan mengenai pernikahan Rasulullah saw, …/Asma binti Nu’man, Darul
Ihya-it-Turaats, Beirut, 1996
[17] Ad-Durrul Mantsur fit Tafsir bil Matsur oleh Imam as-Suyuthi, Surah
ad-Dukhan ayat 4, Darul Ihya-it-Turaats al-‘Arabi, Beirut 2001